Ketua MDMC Jateng: Jambore Nasional Harus Jadi Ajang Peningkatan Kapasitas Relawan!
PWMJATENG.COM, Karanganyar – Ketua Lembaga Resiliensi Bencana Muhammadiyah atau Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Jawa Tengah, Istanto, memberikan pesan penuh semangat kepada para relawan yang mengikuti Jambore Nasional ke-3 Relawan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah. Ia hadir langsung di lokasi kegiatan pada Kamis, 26 Juni 2025, dan menyampaikan harapannya agar jambore menjadi momentum berharga bagi para relawan.
Dalam kesempatan itu, Istanto menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta dan panitia dari berbagai daerah yang telah menyukseskan kegiatan tersebut. Ia menilai, antusiasme yang tinggi dari para relawan menjadi bukti bahwa semangat kebersamaan dan pengabdian masih tumbuh subur di tubuh relawan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah.
“Saya sangat bersyukur bisa berada di tengah-tengah teman-teman relawan dari seluruh Indonesia. Terima kasih kepada semua pihak yang sudah mendukung kegiatan ini. Jambore ini harus menjadi ajang untuk meningkatkan kapasitas, menjalin silaturahmi, dan memperkuat koordinasi antardaerah,” ujarnya.
Menurut Istanto, relawan Muhammadiyah tidak hanya dituntut siap secara fisik, tetapi juga harus terus meningkatkan kemampuan teknis dan pengetahuan dalam menghadapi situasi bencana. Jambore Nasional ini, katanya, merupakan momen tepat untuk saling berbagi pengalaman, belajar dari berbagai simulasi, dan menyatukan semangat kemanusiaan.
Baca juga, Kalender Hijriah Global Tunggal
Ia juga menekankan bahwa peran relawan tidak hanya penting saat tanggap darurat bencana, melainkan juga dalam upaya pengurangan risiko bencana (PRB) dan pemulihan pascabencana. Oleh karena itu, peningkatan kapasitas harus terus dilakukan secara berkelanjutan melalui pelatihan, pendidikan kebencanaan, serta penguatan jejaring relawan lintas wilayah.
“Relawan MDMC harus memiliki kesiapan yang utuh. Bukan hanya soal kecepatan tanggap, tapi juga ketangguhan dalam manajemen krisis dan kerja sama lintas sektor,” kata Istanto lebih lanjut.
Di hadapan para peserta, ia juga menyampaikan bahwa kegiatan jambore bukan sekadar seremoni, melainkan bagian dari proses penguatan organisasi dan pengembangan SDM relawan. Ia mengajak seluruh peserta untuk mengikuti setiap sesi jambore dengan penuh semangat, membuka diri terhadap ilmu baru, serta menjalin komunikasi yang kuat dengan relawan dari daerah lain.
Sebagai penutup, Istanto menegaskan bahwa semangat utama dalam kegiatan ini adalah memperkuat solidaritas, profesionalitas, dan jiwa kerelawanan. Ia berharap seluruh peserta pulang dengan membawa semangat baru untuk memperkuat kesiapsiagaan di daerah masing-masing.
“Relawan adalah garda terdepan dalam membantu masyarakat saat bencana datang. Mari kita tingkatkan kemampuan dan kerja sama, demi kemanusiaan yang lebih tangguh,” tutupnya.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
