Khazanah Islam

Keberhasilan Dakwah Tidak Selalu Diukur dari Seberapa Besar Jumlah Massa

PWMJATENG.COM – Dalam sebuah tausiyah yang penuh makna, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Ibnu Hasan, mengingatkan jamaah tentang esensi perjuangan Muhammadiyah yang tidak bergantung pada jumlah, melainkan pada kualitas dan keikhlasan. Ia menegaskan bahwa sejak awal berdirinya, Muhammadiyah bukanlah organisasi mayoritas. Namun, semangatnya tetap menyala karena terinspirasi dari nilai-nilai Al-Qur’an yang sering menyebut keutamaan kelompok kecil yang bersyukur dan beriman kuat.

“Sejak kapan Muhammadiyah menjadi mayoritas?” tanya Ibnu Hasan dengan nada reflektif. Ia menekankan bahwa sejak dahulu, jumlah warga Muhammadiyah tidak besar, tetapi semangat perjuangannya tak pernah padam. Hal ini, menurutnya, justru sejalan dengan pesan Al-Qur’an yang menyanjung kelompok kecil penuh syukur dan keteguhan iman.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an, “وَقَلِيلٌ مِّنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ” (Wa qalīlum min ‘ibādiyya asy-syakūr), yang berarti “Hanya sedikit di antara hamba-hamba-Ku yang bersyukur” (QS. Saba’: 13). Ayat ini menjadi refleksi bahwa kelompok kecil sering kali menjadi simbol ketulusan dan keteguhan hati dalam berjuang di jalan Allah.

Ibnu Hasan menambahkan bahwa sejarah Islam pun mencatat bagaimana kelompok kecil mampu mengalahkan kekuatan besar karena izin Allah. Ia mengutip firman Allah, “كَم مِّن فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللَّهِ وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ” (Kam min fi’atin qalīlatin ghalabat fi’atan katsīratan bi idznillāh, wallāhu ma‘ash-shābirīn) yang berarti “Berapa banyak kelompok kecil yang mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah. Dan Allah bersama orang-orang yang sabar” (QS. Al-Baqarah: 249).

Ayat tersebut, menurut Ibnu Hasan, mencerminkan hakikat perjuangan Muhammadiyah. “Kelompok kecil bisa menang bukan karena jumlahnya, tetapi karena kualitas dan kesabarannya,” ujarnya. Ia menegaskan bahwa keberhasilan dakwah tidak selalu diukur dari seberapa besar massa yang dikumpulkan, tetapi dari seberapa kuat komitmen dan kesabaran dalam menegakkan kebenaran.

Baca juga, Muhammadiyah Umumkan Jadwal Puasa Ramadan 2026, Catat Tanggal Resminya!

Dalam konteks sejarah Islam, Ibnu Hasan menuturkan kembali kisah Perang Badar sebagai bukti nyata kemenangan kelompok kecil. Saat itu, umat Islam hanya berjumlah sekitar 313 orang, sedangkan pasukan Quraisy mencapai lebih dari seribu. Namun, kemenangan justru berpihak kepada umat Islam. “Kemenangan itu bukan hasil dari kekuatan fisik, melainkan karena pertolongan Allah,” tuturnya.

Tidak lama kemudian, lanjutnya, terjadi Perang Uhud. Jumlah pasukan Muslim saat itu hanya sekitar tujuh ratus orang, sementara musuh berjumlah dua ribu lebih. Meskipun umat Islam mengalami ujian berat, kaum Quraisy tetap tidak merasa menang sepenuhnya. Semangat umat Islam tak padam, bahkan semakin kokoh menghadapi tantangan berikutnya.

Pada tahun kelima Hijriah, umat Islam kembali menghadapi ujian besar dalam Perang Khandaq (Ahzab). Musuh datang dengan kekuatan besar, mencapai lima belas ribu pasukan yang berkoalisi untuk menghancurkan Madinah. Sementara itu, umat Islam hanya memiliki sekitar dua ribu pasukan. Namun, hasil akhirnya tetap menunjukkan bahwa kekuatan iman dan strategi Rasulullah SAW mampu menggagalkan rencana besar kaum musyrik.

Bagi Ibnu Hasan, kisah-kisah tersebut bukan sekadar sejarah, melainkan pelajaran spiritual dan strategis bagi gerakan Muhammadiyah masa kini. Ia menilai bahwa semangat kelompok kecil yang konsisten dan berkualitas harus terus menjadi teladan bagi warga persyarikatan. “Allah tidak menilai banyaknya jumlah kita, tetapi seberapa besar komitmen kita dalam berjuang di jalan-Nya,” jelasnya.

Ia juga menegaskan bahwa warga Muhammadiyah perlu meneladani prinsip sabar dan syukur dalam setiap langkah perjuangan. Dua nilai itu, menurutnya, menjadi kunci keberhasilan umat Islam dalam menghadapi berbagai ujian. “Kelompok kecil yang sabar dan bersyukur akan mendapat pertolongan Allah, sebagaimana janji-Nya dalam Al-Qur’an,” ucapnya dengan penuh keyakinan.

Dalam konteks kekinian, Ibnu Hasan mengajak seluruh kader Muhammadiyah untuk tidak minder meski menjadi minoritas di tengah masyarakat. Justru dengan jumlah kecil, menurutnya, Muhammadiyah memiliki peluang besar untuk menjaga kemurnian niat, memperkuat militansi dakwah, dan menjaga kualitas amal usaha. “Yang kecil ini justru lebih mudah dikonsolidasikan dan diarahkan, asalkan kualitasnya terjaga,” katanya menegaskan.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE