Jalan Mendaki Menuju Kesuksesan: Hikmah dari Surat Al-Balad
Jalan Mendaki Menuju Kesuksesan: Hikmah dari Surat Al-Balad
Oleh : Masyhuda Darussalam (Peserta Sekolah Tabligh PWM Jateng Angkatan 4 di UNIMMA Magelang)
PWMJATENG.COM – Surat Al-Balad mengajarkan kepada kita tentang dua jalan yang dihadapkan kepada manusia: jalan mendaki dan jalan menurun. Allah berfirman, “Mengapa kamu tidak menempuh jalan mendaki?” Jalan mendaki ini menggambarkan perjuangan dan tantangan yang harus dihadapi untuk meraih kesuksesan.
Kesuksesan sejati tidak pernah diraih melalui jalan yang mudah. Setiap orang sukses pasti menghadapi tantangan berat, baik yang terkait dengan medan maupun lingkungan. Jalan mendaki ini mengajarkan bahwa untuk meraih keberhasilan, diperlukan kerja keras, usaha sungguh-sungguh, dan ketekunan dalam menghadapi rintangan.
Dalam ayat selanjutnya, Allah menyebut salah satu contoh jalan mendaki, yaitu memerdekakan budak. Di era modern, konsep ini dapat diterjemahkan sebagai membantu seseorang mewujudkan cita-citanya. Bagi kita, mungkin hal tersebut tampak sederhana, tetapi bagi orang lain, bisa jadi merupakan tantangan besar. Perjuangan ini tidak berorientasi pada keuntungan pribadi, melainkan pada kemanfaatan yang dirasakan oleh banyak orang.
Allah menegaskan bahwa jalan mendaki hanya dipilih oleh orang-orang yang memiliki dua syarat utama: kemauan yang kuat dan modal yang cukup. Modal tersebut bisa berupa ilmu, keterampilan, wawasan, atau harta. Namun, tanpa kemauan, modal yang dimiliki tidak akan menghasilkan perjuangan.
Baca juga, Transformasi Kader Muhammadiyah: Strategi Orbitasi dan Diaspora
Sebagai seorang mukmin, kita dituntut untuk menempuh jalan mendaki. Mustahil bagi seorang mukmin untuk meraih kesuksesan tanpa keberanian menghadapi tantangan. Untuk itu, ada tiga hal utama yang harus dimiliki:
- Kemauan yang Kuat
Keinginan yang kokoh adalah pondasi utama dalam perjuangan. Tanpa kemauan, semua potensi yang dimiliki akan sia-sia. - Modal yang Memadai
Modal ini dapat berupa ilmu, keterampilan, atau sumber daya lainnya yang mendukung perjuangan kita. Modal inilah yang menjadi bekal dalam menapaki jalan mendaki. - Kesediaan Meninggalkan Zona Nyaman
Menempuh jalan mendaki berarti berani meninggalkan kemapanan dan kenyamanan hidup untuk meraih kehidupan yang lebih sederhana dan bermakna.
Semoga kita diberikan kemudahan untuk menapaki jalan mendaki ini. Perjuangan menuju kesuksesan tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri, tetapi juga menjadi jalan kebermanfaatan bagi umat manusia. Dengan kesungguhan dan keikhlasan, semoga kita dapat menggapai masa depan yang lebih cerah dan penuh keberkahan.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha