Ibnu Hasan: Ketaqwaan Mencakup Kesalehan Pribadi dan Sosial
PWMJATENG.COM, Banjarnegara – Ibnu Hasan, sebagai Pembina Lembaga Pengembangan Cabang Ranting (LPCR) dan Lembaga Pembinaan dan Pemberdayaan Masjid dan Musala Muhammadiyah (LP2M3), hadir dalam kajian Ahad Pagi di Masjid At-Taqwa Mandiraja, Ahad (31/3). Dalam suasana yang khusyu, Ibnu Hasan menyampaikan pesan penting kepada jamaah untuk menjaga ketaqwaan setelah Ramadan.
Dalam pemaparannya, Ibnu Hasan mengajak jamaah untuk tidak menunda-nunda dalam melakukan kebaikan. Dia mengatakan, “Jika sore jangan menunggu pagi, jika pagi jangan menunggu sore.” Kalimat ini menjadi cerminan untuk berbuat kebaikan tanpa menunda-nunda.
Menjaga ketaqwaan adalah salah satu fokus utama yang disampaikan oleh Ibnu Hasan. Dia menegaskan agar suasana Ramadan tetap terasa di luar bulan suci tersebut, seperti menjaga kesibukan masjid dan ketersediaan takjil bagi yang berpuasa senin-kamis.
Dalam penjelasannya, Ibnu Hasan menjelaskan konsep taqwa yang mencakup kesalehan secara pribadi dan sosial. “Saleh secara pribadi ditunjukkan dengan kualitas ibadah kepada Allah,” ungkapnya. Ini mencakup kekhusyukan dalam salat dan ibadah vertikal kepada Allah SWT.
Baca juga, Apa Itu Qadha dan Fidyah? Bagaimana Cara Menunaikannya?
Di sisi lain, kesalehan secara sosial turut ditekankan. Ibnu Hasan mencontohkan, “Jangan sampai ibadah kita bagus, tapi saat bertemu orang lain kita pelit senyum, itu artinya kita belum saleh secara sosial.” Hal ini menunjukkan pentingnya perilaku ramah dan sikap senyum dalam berinteraksi dengan sesama.
Lebih jauh, Ibnu Hasan mengajak jamaah untuk tetap istiqomah dalam menjaga ketaqwaan. Dia menyampaikan nasihat dari Ibnu Al Jauzi tentang meningkatkan totalitas ibadah menjelang akhir Ramadan, sebagaimana seseorang yang berpacu di tahap akhir balapan kuda.
Dalam perspektif Ibnu Hasan, Ramadan bukanlah akhir dari semangat beribadah, melainkan awal dari perjalanan spiritual yang terus berlanjut. Dia mengingatkan tentang malam lailatul qadar, malam seribu bulan yang dijanjikan oleh Allah SWT. “Semoga kita bisa menjadi pribadi yang diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk berjumpa dengan malam lailatul qadar dan diberi kekuatan untuk beristiqomah dalam menjaga ketaqwaan,” pungkas Ibnu Hasan.
Dengan kajian yang mendalam dan penuh inspirasi dari Ibnu Hasan, diharapkan jamaah Masjid At-Taqwa Mandiraja semakin termotivasi untuk menjaga ketaqwaan dan semangat beribadah setelah Ramadan berakhir.
Kontributor : Dhimas Raditya
Editor : M Taufiq Ulinuha