Hebat! Muhammadiyah Bangun Pipanisasi 2,3 Km dan Bak Air 8.000 Liter di Lereng Merbabu
PWMJATENG.COM, Boyolali – Suasana penuh semangat menyelimuti Dusun Tempel, Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Ahad (27/4/2025). Warga tampak antusias menyambut peresmian proyek pipanisasi dan bak penampungan air bersih yang digagas Muhammadiyah melalui Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Kota Surakarta dan Kabupaten Boyolali.
Peresmian itu turut dihadiri Bupati Boyolali Agus Irawan, unsur Forkopimcam Selo, Kepala Desa Jrakah, Balai Taman Nasional Gunung Merbabu Resort Selo, serta perwakilan dari PDM Kota Surakarta, PDM Boyolali, dan PCM Selo. Ribuan warga ikut menyemarakkan acara yang menandai tonggak baru pelayanan Muhammadiyah untuk masyarakat lereng Merbabu.
Ketua MDMC Kota Surakarta, Teguh Wahyudi, menjelaskan bahwa air bersih bersumber dari Tuk Suci, yang terletak di ketinggian 2.150 meter di atas permukaan laut (mdpl). Air itu dialirkan sejauh 2,3 kilometer menuju bak penampungan berkapasitas 8.000 liter yang dibangun di ketinggian 1.600 mdpl.
“Pembangunan ini cukup menantang karena lokasi bak berada di tepi jurang. Namun, alhamdulillah semua dapat diselesaikan dengan baik. Kami bersyukur proyek ini bisa menjadi pemantik dakwah dan kerja sama yang lebih luas lagi,” ujar Teguh.
Program ini merupakan bagian dari gerakan “One Muhammadiyah One Response” (OMOR). Sejumlah ortom dan lembaga Persyarikatan turut terlibat, seperti Lazismu, Kokam, Hizbul Wathan, PDPM Surakarta dan Boyolali, serta lembaga eksternal lainnya. Sinergi itu menjadi kunci keberhasilan pelaksanaan proyek.
Baca juga, Hasan Asy’ari Ulama’i: Meraih Keberkahan Hidup sebagai Muttaqun, Muhsinun, dan Shabirin
Muh Da’i, perwakilan PDM Kota Surakarta yang juga Supervisor MDMC Surakarta, menyampaikan rasa syukurnya atas capaian tersebut.
“MDMC Surakarta menunjukkan dedikasi tinggi dalam menyelesaikan proyek ini. Kami akan terus melakukan pendampingan agar program ini berkelanjutan,” jelasnya.
Hal serupa disampaikan Mahfudz dari PDM Boyolali. Ia menilai program ini membuktikan peran strategis Muhammadiyah dalam menyelesaikan masalah masyarakat.
“PCM Selo memang baru berdiri, tapi kiprah mereka luar biasa. Kami siap bersinergi dengan pemerintah untuk terus melayani masyarakat,” katanya.
Bupati Boyolali, Agus Irawan, menyampaikan apresiasinya terhadap Muhammadiyah. Ia mengakui bahwa lokasi proyek cukup ekstrem, namun hal itu tidak menjadi hambatan bagi semangat tim MDMC.
“Ini hebat! Muhammadiyah luar biasa bisa menjangkau wilayah seperti ini. Terima kasih atas kontribusi nyata yang sejalan dengan visi kami,” ujarnya. Kepada wartawan, Agus menyatakan bahwa dirinya sampai ngos-ngosan menuju lokasi proyek, tapi sangat puas melihat hasilnya.
Ketua MDMC Boyolali, Sahid Nahawan, menegaskan bahwa pencapaian ini tidak terlepas dari kerja keras seluruh tim. Ia berharap langkah ini menjadi awal dari program dakwah yang lebih terstruktur.
“MDMC memang tangguh. Kini saatnya kita siapkan program jangka panjang untuk mendampingi masyarakat,” tegasnya.
Kemeriahan acara peresmian semakin terasa dengan penampilan tari tradisional Dusun Tempel oleh grup seni Putra Wahyu Manunggal. Tarian “Lembu Suro” sukses memukau para hadirin dan mendapat standing ovation dari Bupati Boyolali.
Sekretaris MDMC Boyolali, Kresna, menyebut bahwa program ini sudah dirancang matang bersama PCM Selo, KamaFT UMS, BEM FT UMS, dan MDMC Surakarta.
“Koordinasi terus kami jaga agar tidak terjadi tumpang tindih. Kami ingin semua langkah tetap berada di jalur dakwah Muhammadiyah,” ujarnya. Ia menambahkan, Dusun Tempel kini dijuluki sebagai ‘Ujung Kampung Boyolali’, menandakan semangat baru di pelosok desa.
Kontributor : Sahid
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
