PWMJATENG.COM, Sukoharjo – Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Pengabdian Masyarakat (PM) Pondok Simbah Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) meluncurkan program edukasi kebugaran dan kesehatan lansia. Program ini hadir sebagai respons terhadap minimnya kegiatan pemberdayaan kebugaran lansia serta rendahnya pemahaman tentang pentingnya menjaga kebugaran fisik di usia lanjut.
Tsania Haifa’ Kurniahadi, ketua pelaksana program, menjelaskan bahwa kurangnya pemberdayaan terkait kebugaran lansia menjadi akar permasalahan utama. Hal ini berdasar pada rendahnya kebugaran fisik yang dialami lansia di Desa Bendosari, Sukoharjo.
Berangkat dari kondisi tersebut, Tsania (Fisioterapi 2021) bersama empat anggota timnya, Fahra Fadhilla, Muhammad Isa Hanafi (Fisioterapi 2021), Siti Azzura Zain (Fisioterapi 2022), dan Aldin Nasrun Minalloh (Teknologi Informatika 2021), menggelar kegiatan “Simbah Pinter: Sosialisasi Kader Menggali Potensi Kader Posyandu Langkah Awal Menuju Kesehatan Lansia” sebagai upaya preventif melalui pendampingan dan pembelajaran. Mereka menggandeng kader Posyandu Lansia Melati Desa Bendosari.
Pembimbing PKM-PM Pondok Simbah, Dwi Rosella Komalasari, menekankan pentingnya aktivitas sehari-hari seperti berjalan minimal 5.000 langkah untuk mencegah komplikasi penyakit pada lansia. “Untuk tetap sehat serta menjaga kesehatan jantung, lansia dapat berjalan minimal 5.000 langkah per hari,” ungkap Dwi Rosella, Rabu (26/6).
Program edukasi ini disambut hangat oleh Nuryati, koordinator umum Posyandu Lansia Melati Desa Bendosari. “Kegiatan ini menjadi kesempatan bagi kader untuk memperoleh ilmu dengan harapan lansia di Desa Bendosari menjadi lansia yang sehat dan produktif, serta bermanfaat bagi masyarakat,” tuturnya.
Selama pelaksanaan program, kegiatan pembimbingan yang dipimpin oleh tim PKM-PM Pondok Simbah dilakukan secara interaktif. Penyuluhan kesehatan dilakukan dengan tiga tahapan: pre-test, diskusi, dan post-test, yang telah berlangsung sejak Mei 2024.
Sebelum kegiatan sosialisasi kader berlangsung, tim memberikan pre-test kepada kader terkait kesehatan dan kebugaran lansia sebagai tolak ukur awal. Informasi ini membantu tim PKM menyesuaikan isi dan pendekatan program penyuluhan.
Baca juga, Mengapa Paham Salafi Mudah Masuk di Muhammadiyah?
Sesi selanjutnya adalah pemaparan materi dari Tim PKM yang menjelaskan pentingnya menjaga kebugaran fisik pada lansia melalui olahraga sederhana seperti berjalan. Ini bertujuan untuk mencegah komplikasi penyakit seperti hipertensi, diabetes melitus, osteoarthritis lutut, dan stroke.
Selain itu, forum diskusi diadakan dengan semangat dan antusiasme dari para kader yang menanyakan berbagai keluhan. Mereka merasa puas dengan jawaban yang diterima, sehingga dapat mengimplementasikan pengetahuan ini dalam kegiatan sehari-hari.
“Semua pembelajaran yang mereka dapatkan melalui forum diskusi dapat dimanfaatkan untuk merawat orang terkasih atau lansia di rumah mereka. Suasana diskusi yang intens dan kolaboratif mencerminkan tekad kami untuk mencapai hasil terbaik dalam setiap langkah program ini,” papar Ketua Tim, Tsania Haifa’ Kurniahadi.
Pada akhir sesi, tim memberikan post-test untuk mengukur tingkat pengetahuan kader posyandu. Harapannya, hasil post-test menunjukkan peningkatan pemahaman setelah menerima materi.
Wulan, salah satu kader posyandu, merasa sangat terbantu dengan kegiatan yang digagas oleh tim dari UMS. “Tentunya saya berterima kasih sekali kepada teman-teman mahasiswa dari UMS. Saya lebih paham tentang ilmu kesehatan, terutama yang sebelumnya kurang saya perhatikan. Di rumah, saya juga punya lansia, ibu saya sudah memasuki usia lansia, jadi saya bisa lebih peduli terhadap kesehatan ibu saya di rumah,” ungkapnya.
Dia juga berharap, program yang sudah dibuat oleh mahasiswa dari UMS bisa berjalan lancar dan semoga lansia di Desa Bendosari menjadi lansia yang sehat dan sejahtera.
Editor : M Taufiq Ulinuha