PWMJATENG.COM, Karanganyar – Universitas Muhammadiyah Karanganyar (Umuka) mencetak sejarah dengan lolos pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dari Kementerian Pendidikan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Para mahasiswa Umuka mengembangkan aplikasi E-Santri yang memudahkan pencarian pondok pesantren (Ponpes) berbasis virtual reality (VR).
Kelompok mahasiswa yang beranggotakan empat orang dari program studi (Prodi) berbeda ini berhasil membangun aplikasi E-Santri. Mereka adalah Indra Pratama dari Prodi Bisnis Digital selaku CEO E-Santri, Lintang Kusuma (Informatika) sebagai marketing, Azizah Nafabilla Setiawan (Ilmu Komunikasi) sebagai public relations officer, dan Pamela Hana Mulia (Informatika) sebagai IT development. Keempat mahasiswa ini didampingi oleh dosen dari Prodi Bisnis Digital Umuka, Saefudin, S.M., M.B.A., yang juga peraih beasiswa LPDP Program Doktor Ilmu Manajemen di Universitas Gadjah Mada.
Berawal dari bertambahnya jumlah pondok pesantren setiap tahun serta maraknya kasus yang terjadi di pesantren, tercetuslah ide pembuatan aplikasi E-Santri. Aplikasi ini memudahkan calon santri maupun wali santri dalam mencari pondok pesantren terakreditasi berbasis VR di Solo Raya.
“Aplikasi E-Santri ini berawal dari permasalahan sulitnya orang tua mencari pesantren yang berkualitas. Adanya aplikasi E-Santri ini untuk memfilter pondok-pondok yang terakreditasi serta memiliki kualitas baik,” jelas Indra selaku CEO E-Santri pada Sabtu (20/7/2024).
Hebatnya, E-Santri merupakan aplikasi pencarian Ponpes berbasis VR pertama di Indonesia. Ini memudahkan calon santri dan wali santri menghemat waktu dengan mengetahui kondisi Ponpes secara virtual tanpa harus meninjau lokasi langsung. Aplikasi ini juga dilengkapi ulasan dan rating yang memudahkan calon santri maupun wali santri mendapatkan Ponpes dengan rating terbaik.
Baca juga, Alhamdulillah! Lazismu Jawa Tengah Himpun Dana Rp. 159 Miliar di Semester Pertama 2024
“Keunggulan E-Santri ini berbasis virtual reality. Belum ada aplikasi serupa di Indonesia. VR berfungsi memberikan pengalaman yang lebih imersif dan efisien dalam proses pencarian, sehingga calon santri bisa merasakan sensasi seolah-olah berada di dalam pesantren tersebut secara virtual,” tambah Indra.
Berhasilnya tim E-Santri tak luput dari persiapan yang matang dalam mengembangkan aplikasi tersebut. Mulai dari perancangan prototipe aplikasi, pembuatan aplikasi, sosialisasi dan kerja sama dengan ponpes di Solo Raya, sinkronisasi database ke aplikasi, uji coba aplikasi, hingga persiapan dan peluncuran aplikasi.
“Persiapan kami mulai dari bimbingan dengan dosen pembimbing, koordinasi dengan dosen Informatika terkait pembuatan aplikasi, rapat tahap awal, mengumpulkan seluruh tim untuk membahas perencanaan proyek aplikasi dari tahap awal hingga akhir,” tutur Indra.
Indra mengaku bangga karena banyak Ponpes yang mengapresiasi hasil ciptaan mereka. Namun, proses pembuatan aplikasi E-Santri tidak luput dari berbagai kesulitan yang mereka alami. “Membagi waktu antara proyek dan kuliah menjadi tantangan terbesar tim PKM. Lokasi Ponpes yang jauh juga menjadi kendala bagi kami dalam menyusun database,” ungkapnya.
Pengguna E-Santri memerlukan login untuk mengakses aplikasi melalui web www.esantri.com. Selain itu, Indra membuka ruang untuk kolaborasi dengan E-Santri. “Silakan langsung menghubungi kami melalui Instagram @esantri.official_ ya,” kata Indra.
Indra berharap aplikasi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan terus berkembang dalam menciptakan pendidikan yang lebih baik. Hadirnya E-Santri diharapkan dapat mengurangi kecemasan masyarakat terkait Ponpes yang belum memiliki izin resmi serta belum memenuhi standar operasional dan kualitas kurikulumnya.
“Semoga E-Santri bermanfaat untuk masyarakat, terutama bagi orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya di pondok pesantren. Dengan menggunakan aplikasi E-Santri, orang tua dapat mengetahui berbagai informasi pesantren yang berkualitas dan unggul. Ikuti terus akun Instagram E-Santri untuk mendapatkan info terbaru,” ajak Indra.
Editor : M Taufiq Ulinuha