
PWMJATENG.COM, Surakarta – Di era digital, media sosial semakin berperan dalam membentuk standar kecantikan, kesuksesan, dan kebahagiaan. Sayangnya, standar ini sering kali tidak realistis dan menimbulkan tekanan sosial, terutama bagi muslimah. Fenomena ini menjadi sorotan dalam Kajian Nisa’ bertajuk Muslimah Kaffah: Jangan Mau Disetir Sosmed yang digelar di Masjid Fadhlurrahman Kampus 1 Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Jumat (14/3).
Kajian ini menghadirkan Ketua Pimpinan Daerah (PD) Nasyiatul Aisyiyah (NA) Sukoharjo, Ninin Karlina, yang mengulas pengaruh media sosial terhadap muslimah serta pentingnya kembali kepada nilai-nilai Islam dalam menentukan standar hidup.
Dalam pemaparannya, Ninin menjelaskan bahwa media sosial membentuk persepsi perempuan terhadap diri sendiri, mulai dari standar kecantikan, tren gaya hidup, hingga pencapaian yang dipamerkan di dunia maya. Hal ini sering kali menimbulkan tekanan sosial dan perasaan tidak cukup baik.
“Media sosial juga memengaruhi cara berpakaian, pola pikir, hingga bagaimana seorang muslimah menempatkan diri dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa disadari, eksistensi di dunia maya dapat menggeser nilai-nilai Islam yang seharusnya menjadi pedoman utama,” ungkap Ninin, Rabu (19/3).
Baca juga, Wakil Ketua PWM Jateng Ibnu Hasan Tegaskan Kontribusi Muhammadiyah bagi Pembangunan Bangsa
Ia menambahkan, banyak muslimah yang tanpa sadar mengikuti tren digital hanya demi validasi sosial, meski bertentangan dengan ajaran agama. Oleh karena itu, kesadaran digital menjadi kunci agar tidak terjebak dalam standar dunia maya yang semu.
Sebagai solusi, Ninin menawarkan beberapa langkah strategis bagi muslimah agar tetap teguh dalam prinsip Islam di tengah derasnya arus digital:
- Membangun kesadaran digital, dengan memahami bahwa tidak semua hal yang populer di media sosial mencerminkan kebenaran atau patut diikuti.
- Menggunakan media sosial secara bijak, menjadikannya sebagai sarana untuk menyebarkan kebaikan, bukan sekadar ajang pamer.
- Memperkuat pemahaman agama, agar standar hidup tetap berlandaskan pada nilai-nilai Islam, bukan pada tren yang terus berubah.
- Menjaga privasi dan kehormatan diri, dengan tidak mudah mengumbar kehidupan pribadi demi mendapatkan validasi sosial.
Kajian ini diharapkan menjadi awal diskusi yang lebih luas mengenai peran muslimah dalam menghadapi tantangan zaman. Ninin berharap, materi yang disampaikan dapat memberikan manfaat bagi muslimah dalam membangun kehidupan yang selaras dengan ajaran Islam, tanpa mudah terpengaruh oleh standar dunia maya yang semu.
“Harapan saya, para muslimah dapat lebih percaya diri menjalani hidup sesuai dengan ajaran Islam, tanpa perlu merasa tertinggal hanya karena tidak mengikuti tren digital yang tidak bermanfaat,” pungkasnya.
Kontributor : Genis
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha