AUMBerita

Haedar Nashir Tegaskan Guru Besar Bukan Sekadar Gelar, tapi Amanah untuk Bangsa

PWMJATENG.COM, Surakarta – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali menorehkan sejarah akademik. Pada Kamis (28/8), kampus tersebut menggelar Sidang Terbuka Senat untuk mengukuhkan lima guru besar baru. Acara berlangsung di Gedung Edutorium KH Ahmad Dahlan dengan khidmat.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, hadir memberikan amanat khusus. Ia mengingatkan bahwa seorang profesor bukan hanya menyandang gelar akademik tertinggi, tetapi juga mengemban tanggung jawab moral dan sosial.

“Ilmu pada tingkat tertinggi harus memberi kemanfaatan terbesar. Nabi pernah bersabda, amal manusia terputus kecuali tiga hal: sedekah jariyah, doa anak saleh, dan ilmu yang bermanfaat. Maka guru besar sejatinya adalah sosok yang menghadirkan ilmu yang mencerahkan, membebaskan, dan memberdayakan kehidupan umat manusia,” ucap Haedar.

Ia menegaskan bahwa penambahan guru besar di UMS harus menjadi energi baru bagi universitas. Menurutnya, UMS harus tampil sebagai pusat keunggulan akademik, penelitian, pengabdian masyarakat, sekaligus pengembangan Islam Berkemajuan.

“Gelar akademik bukan sekadar simbol kehormatan, melainkan amanah. Guru besar harus melahirkan generasi bangsa yang beriman, berilmu, berakhlak mulia, dan mampu membawa perubahan menuju peradaban yang lebih baik,” katanya menegaskan.

Wakil Rektor I UMS, Ihwan Susila, menyampaikan rasa syukur atas pencapaian ini. Ia menyebut penambahan lima profesor baru bukan hanya kebahagiaan UMS, tetapi juga kebanggaan bagi Jawa Tengah dan Indonesia.

“Pagi ini kita dianugerahi Allah SWT lima profesor baru di bidang ekonomi, engineering, kesehatan, dan pendidikan. Guru besar adalah pilar utama dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan. Maka capaian ini adalah kebanggaan bangsa,” ujar Ihwan.

Baca juga, Allah Menyayangi Orang yang Istiqomah

Ia menilai keberhasilan tersebut harus menjadi motivasi dosen lain di UMS. Menurutnya, perjalanan para profesor ini adalah bukti nyata bahwa kerja keras, dukungan keluarga, dan ketekunan akademik dapat berbuah pencapaian tertinggi.

“Pencapaian ini menjadi energi baru bagi UMS untuk menyongsong Indonesia Emas 2045,” imbuhnya.

Kepala LLDIKTI Wilayah VI Jawa Tengah, Aisyah Endah Palupi, turut hadir dalam acara tersebut. Ia memberi ucapan selamat sekaligus menekankan bahwa pengukuhan ini bukan akhir, melainkan awal perjalanan baru.

“Ini awal untuk mengajak civitas academica, baik S1, S2, maupun S3, agar penelitian semakin mengerucut pada bidang kepakaran bapak ibu guru besar. Kami mencatat, UMS kini memiliki 55 guru besar aktif,” jelasnya.

Aisyah menambahkan bahwa pihaknya terus mendorong percepatan pengajuan jabatan akademik. Hal ini penting dilakukan sebelum regulasi baru pada 2026 membuat seleksi lebih ketat.

“Kami berharap UMS bisa terus menambah jumlah guru besar pada periode berikutnya. Tugas kami adalah mengawal agar lebih banyak doktor yang siap melanjutkan ke jenjang profesor,” tuturnya.

Dalam sidang tersebut, UMS resmi menambah lima guru besar dengan bidang keahlian yang beragam. Mereka adalah:

  1. Muhammad Mujiburohman – Guru Besar bidang Teknologi Separasi.
  2. Muhammad Sholahuddin – Guru Besar bidang Akuntansi dan Analisis Bisnis.
  3. Yuli Kusumawati – Guru Besar bidang Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
  4. Minsih – Guru Besar bidang Pendidikan Inklusi.
  5. Herry Purnama – Guru Besar bidang Teknologi Bersih dan Pengolahan Limbah.

Kontributor : Fika
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE