
PWMJATENG.COM, Yogyakarta – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, menyampaikan pesan penting dalam Tasyakur Milad ke-110 Suara Muhammadiyah (SM) yang digelar di SM Tower Malioboro, Yogyakarta, Rabu malam (13/8). Ia menegaskan, SM yang merupakan salah satu media tertua di Indonesia telah membuktikan ketangguhannya di tengah tantangan zaman.
“SM hadir dan diawali oleh pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan, dan para generasi awal lainnya. Kokohnya SM hingga saat ini merupakan salah satu bentuk usaha jihad, ijtihad, serta edukasi yang terus dilakukan,” ujar Haedar.
Menurutnya, ada tiga hal penting yang harus ditingkatkan demi keberlanjutan seluruh Amal Usaha Muhammadiyah, khususnya SM.
Pertama, di tengah arus perubahan yang kompleks, media harus memiliki dan menampilkan kekuatan yang selaras dengan perkembangan zaman. Haedar menilai, dimensi ekonomi menjadi salah satu hal krusial yang harus diperjuangkan dan dikembangkan di seluruh Amal Usaha Muhammadiyah.
“Kita sudah mengawali gerakan dengan dimensi jihad, ijtihad, dan edukasi. Maka sekarang, SM perlu mengembangkan dimensi yang bersifat ekonomi. Inilah yang ditekankan sejak Muktamar Surakarta. Media Muhammadiyah di masa depan perlu terus memiliki dan menampilkan kekuatannya,” jelas Haedar.
Baca juga, Muhammadiyah Memandang Kemerdekaan
Kedua, nilai-nilai Islam berkemajuan harus terus dikembangkan dan diwariskan. Ia menekankan pentingnya pengayaan untuk memperkaya nilai yang terkandung dalam risalah Islam berkemajuan.
“Kita masih kurang tentang pengayaan nilai-nilai kemajuan di Muhammadiyah. Islam berkemajuan itu simpel, Islam yang mencerdaskan, mencerahkan, memberdayakan, dan memajukan. Itulah Islam yang harus tetap menjadi rujukan kita,” kata Haedar.
Ia menambahkan, “Pada awalnya agama itu cerah, bersinar, dan berkilau. Agama menjadi redup bukan karena agamanya, namun karena umatnya. Maka, jadilah pencerah Islam berkemajuan yang produktif dan terus melakukan pengayaan untuk masa depan.”
Ketiga, SM harus terus menjadi sarana penyebaran dakwah dan tradisi keilmuan. Haedar menilai, media berkualitas memiliki peran besar dalam menghidupkan budaya literasi dan pengetahuan.
“Poinnya adalah, kita harus selalu belajar, belanja, dan berbisnis pengetahuan lewat media. Inilah yang perlu dilakukan agar media dapat terus hidup. SM harus terus menjadi media yang berkembang dan bertumbuh sehingga mampu menjadi sumber cerahnya pengetahuan,” tegas Haedar.
Acara Milad ke-110 SM ini menjadi momen penting untuk meneguhkan komitmen media tersebut dalam menjaga peran strategisnya. Dengan sejarah panjang sejak masa KH Ahmad Dahlan, SM diharapkan tetap konsisten mengawal misi dakwah dan pencerahan di tengah dinamika zaman.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha