Hadir pada Resepsi Milad IPM ke-63, Kiai Tafsir Sampaikan Pelajaran dari Kisah Kaum Muhajirin dan Anshar
PWMJATENG.COM, Pekalongan – Dalam acara Resepsi Milad Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) ke-63 yang berlangsung di Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan (UMPP), Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Dr. KH. Tafsir, M.Ag., memberikan pencerahan mendalam mengenai semangat hijrah melalui kisah sejarah yang menginspirasi.
Dalam kesempatan tersebut, Kiai Tafsir mengungkapkan kisah bersejarah antara Kaum Muhajirin, yang diwakili oleh Abdurrahman bin Auf, dan Kaum Anshar, diwakili oleh Saad bin Robi, pada saat peristiwa hijrah dari Mekah ke Madinah. Kisah ini dimaksudkan untuk diambil ibrah atau pelajaran yang relevan dengan kehidupan saat ini.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:
قَدِمَ عبدُ الرَّحْمَنِ بنُ عَوْفٍ فَآخَى النبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ بيْنَهُ وبيْنَ سَعْدِ بنِ الرَّبِيعِ الأنْصَارِيِّ وعِنْدَ الأنْصَارِيِّ امْرَأَتَانِ، فَعَرَضَ عليه أنْ يُنَاصِفَهُ أهْلَهُ ومَالَهُ، فَقالَ: بَارَكَ اللَّهُ لكَ في أهْلِكَ ومَالِكَ، دُلُّونِي علَى السُّوقِ، فأتَى السُّوقَ فَرَبِحَ شيئًا مِن أقِطٍ، وشيئًا مِن سَمْنٍ، فَرَآهُ النبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ بَعْدَ أيَّامٍ وعليه وضَرٌ مِن صُفْرَةٍ، فَقالَ: مَهْيَمْ يا عَبْدَ الرَّحْمَنِ، فَقالَ: تَزَوَّجْتُ أنْصَارِيَّةً، قالَ: فَما سُقْتَ إلَيْهَا؟ قالَ: وزْنَ نَوَاةٍ مِن ذَهَبٍ، قالَ: أوْلِمْ ولو بشَاةٍ
“”Ketika ‘Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu ‘anhu sampai di Madinah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mempersaudarakan beliau dengan Sa’ad bin ar-Rabi’ al-Anshari radhiyallahu ‘anhu. Dan ketika itu, umumnya kaum Anshar memiliki dua istri.
Kemudian Sa’ad bin ar-Rabi’ menawarkan salah satu istrinya dan setengah dari hartanya. ‘Abdurrahman bin ‘Auf berkata: “Semoga Allah memberkahi keluargamu dan hartamu. Cukup tunjukkan kepadaku dimana pasar!”
Baca juga, Ketika Haji Sudja’ dan Muhammadiyah Ditertawakan
Kemudian ‘Abdurrahman datang ke pasar, dan ia pun sukses berjualan aqith (sejenis makanan dari olahan susu) dan minyak samin.
Beberapa hari kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat pada pakaian ‘Abdurrahman bin ‘Auf ada bekas minyak wangi. Nabi bertanya: “Ada apa ini ‘Abdurrahman?” ‘Abdurrahman menjawab: “Saya baru menikahi seorang wanita Anshar.” Nabi bertanya: “Apa maharnya?” ‘Abdurrahman menjawab: “Emas seberat biji kurma.” Nabi bersabda: “Kalau begitu adakanlah walimah walaupun dengan menyembelih seekor kambing!”” (HR. Bukhari no. 5072)
Semangat membangun pasar, menurut Kiai Tafsir, adalah simbol dari semangat berusaha dan berbisnis yang harus diinternalisasi oleh generasi muda saat ini. “Kita perlu menanamkan semangat ini kepada para pelajar, terutama di tengah kompetisi yang ketat. Semangat hijrah yang sesungguhnya adalah berusaha dan menciptakan peluang, bukan bergantung pada bantuan orang lain,” jelasnya.
Kiai Tafsir juga menyoroti bahwa dalam diskusi di grup WhatsApp Muhammadiyah, sering kali pasar dipandang negatif. Padahal, semangat hijrah justru mengajarkan kita untuk melihat pasar sebagai tempat kesempatan dan pertumbuhan. “Mari kita ubah perspektif kita terhadap pasar. Alih-alih menilai negatif, kita harus melihat pasar sebagai peluang untuk berdaya dan berkembang,” ujar Kiai Tafsir.
Editor : M Taufiq Ulinuha