Guru PAUD Wajib Tahu! Ini Kunci Sukses Hadapi Kurikulum Baru dan Tantangan Zaman
PWMJATENG.COM, Karanganyar – Dalam rangka meningkatkan kompetensi profesional tenaga pendidik, PAUD Surya Ceria Aisyiyah (SCA) Karanganyar menyelenggarakan In House Training (IHT) tahunan pada 20 dan 23 Juni 2025. Seluruh guru dari unit TK, Kelompok Bermain (KB), hingga Tempat Penitipan Anak (TPA) turut serta dalam kegiatan tersebut yang digelar di aula PAUD SCA.
Kegiatan IHT tahun ini mengangkat tema peningkatan kapasitas guru dalam menghadapi perubahan zaman, dengan fokus pada implementasi Kurikulum Aisyiyah, penguatan growth mindset, dan penerapan pendekatan deep learning. Tiga aspek ini dinilai selaras dengan kebijakan pendidikan nasional terkini yang mendorong pembelajaran bermakna dan berpusat pada anak.
Kepala PAUD SCA, Aini Rukayati, menegaskan bahwa guru masa kini harus memiliki kemampuan adaptif terhadap perkembangan zaman dan perubahan kurikulum yang terus berlangsung.
“Sebagai pendidik profesional, kita harus siap keluar dari zona nyaman. Terus belajar dan menyesuaikan diri adalah kunci untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang kita berikan kepada anak-anak,” ujarnya saat memberikan sambutan.
Sementara itu, Wulansari Nurul Amanah, narasumber utama dalam pelatihan tersebut, menjelaskan bahwa Kurikulum Aisyiyah merupakan perpaduan antara kurikulum nasional dengan muatan khas Al-Islam, Kemuhammadiyahan, dan Ke-Aisyiyahan (AIK). Ia menyebut kurikulum ini bukan hanya fokus pada aspek perkembangan anak, tetapi juga penanaman nilai-nilai akhlakul karimah.
“Kita harus bangga sebagai guru Aisyiyah. Kurikulum ini tidak hanya mendorong anak untuk tumbuh secara kognitif, tetapi juga membentuk karakter dan spiritualitas mereka,” ujar Wulansari yang juga dikenal sebagai fasilitator deep learning dari BBGTP Jawa Tengah.
Baca juga, Menyamakan Frekuensi, Meneguhkan Visi: Transformasi Kinerja PWM Jateng Menuju Profesional, Maju, dan Modern
Lebih lanjut, Wulansari memaparkan bahwa pendekatan deep learning memiliki tiga pilar utama, yakni mindful (berkesadaran), meaningful (bermakna), dan joyful (menggembirakan). Ketiganya menjadi dasar agar pembelajaran tidak hanya bersifat menghafal, tetapi benar-benar menggugah pemahaman siswa secara mendalam.
“Guru perlu mendorong eksplorasi, partisipasi aktif, dan berpikir kritis. Dengan begitu, anak akan mendapatkan pengalaman belajar yang membekas dan mampu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” tambahnya.
Pilar utama dari deep learning adalah penguatan growth mindset atau pola pikir bertumbuh. Dalam konteks ini, pembelajaran tidak lagi berorientasi pada hasil akhir semata, melainkan menekankan pada proses dan keterlibatan anak dalam memahami materi.
Untuk mewujudkan hal tersebut, model Project Based Learning (PjBL) dipilih sebagai metode utama. Anak diajak untuk menjadi subjek aktif dalam kegiatan belajar melalui proyek-proyek nyata yang menantang. Proyek ini mendorong anak membangun pemahamannya sendiri, bekerja sama, serta menciptakan solusi dari masalah yang diberikan.
Selama dua hari pelaksanaan IHT, para guru tidak hanya dibekali teori, tetapi juga praktik langsung. Mereka diajak untuk mengeksplorasi sumber belajar, menyusun pertanyaan pemantik, dan merancang kegiatan yang merangsang rasa ingin tahu anak.
Dengan metode ini, diharapkan para guru PAUD SCA dapat lebih terampil dalam mengelola pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna. Pada akhirnya, kualitas pendidikan anak usia dini di PAUD SCA Karanganyar diharapkan semakin meningkat dan mampu menjawab tuntutan zaman.
“Kami ingin setiap guru di PAUD SCA menjadi pendidik yang inspiratif dan siap mencetak generasi tangguh yang unggul dalam karakter maupun pengetahuan,” pungkas Aini Rukayati.
Kontributor : Nursita Kurniasih
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
