BeritaKabar Daerah

Generasi Milenial Terancam Hedonisme dan Krisis Spiritual, Fathurrahman Kamal Serukan Dakwah Kultural

PWMJATENG.COM, Wonosobo – Dalam Tabligh Akbar Milenial Mengaji yang digelar Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Wonosobo, Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Fathurahman Kamal, mengingatkan pentingnya menyiapkan generasi muda sebagai penerus perjuangan umat di tengah perubahan zaman yang kian cepat.

Ia menegaskan, persoalan umat Islam saat ini bukan hanya pada aspek keimanan, tetapi juga pada kesiapan melahirkan generasi tangguh yang mampu menghadapi tantangan masa depan. “Dalam Al-Qur’an Allah telah mengingatkan agar kita tidak meninggalkan generasi yang lemah. Maka harus ada upaya serius untuk menciptakan generasi kuat di segala aspek,” ujarnya.

Fathurahman menjelaskan, bangsa Indonesia sebenarnya memiliki peluang besar melalui bonus demografi yang diperkirakan terjadi pada 2045. “Sekitar 70 persen populasi Indonesia akan terdiri dari generasi milenial, mereka yang lahir setelah tahun 1980. Ini peluang sekaligus tantangan besar,” tuturnya.

Namun, ia juga mengingatkan bahwa pada tahun tersebut dunia diprediksi menghadapi krisis energi akibat habisnya sumber daya fosil serta meningkatnya perebutan energi dan pangan global. “Meski negeri kita dikaruniai potensi bioteknologi yang besar, tetap ada hambatan dari pihak lain. Selain itu, perkembangan teknologi yang sangat cepat membawa ancaman bagi budaya dan keagamaan,” katanya.

Ia mencontohkan, di Arab Saudi misalnya, kebebasan gaya hidup kini semakin terbuka. “Bahkan cara berpakaian perempuan menjadi bebas, dan siapa pun yang mengkritik bisa dipenjara,” ucapnya mengingatkan.

Menurutnya, gaya hidup bebas kini semakin terasa di berbagai lini kehidupan. “Miras, narkoba, perselingkuhan, materialisme, dan hedonisme sudah menjadi bagian dari keseharian. Setiap hari kita disuguhi oleh gawai dengan beragam informasi, sebagian bermanfaat tapi sebagian lain menyesatkan, mengikis kehangatan keluarga, dan menjauhkan kita dari mengingat Allah,” paparnya.

Baca juga, Muhammadiyah Umumkan Jadwal Puasa Ramadan 2026, Catat Tanggal Resminya!

Dalam kesempatan itu, Fathurahman juga mempertanyakan sejauh mana Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) berperan dalam mendekatkan anak muda dengan masjid. “Apakah kita masih menggunakan cara kolonial dalam mengajak generasi milenial untuk aktif di masjid dan kegiatan keagamaan?” tanyanya.

Ia kemudian menyinggung pentingnya memahami dan menerapkan Risalah Islam Berkemajuan (RIB) sebagai panduan ideologis Muhammadiyah sejak 1912 hingga 2022. “Apakah kita sudah mempelajari dan mensistematisasi RIB itu? Sudahkah ada yang menuntaskan pembacaan dokumen ideologis Muhammadiyah? Jika arah perjuangan ini belum kita pahami, mau dibawa ke mana umat dan Persyarikatan ini?” ujarnya menegaskan.

Fathurahman menambahkan, Al-Qur’an hanya mensyaratkan dua hal bagi seorang pemimpin: Al-Qowiyyu (kuat) dan Al-Amin (dapat dipercaya). “Kriteria ini tidak dihasilkan dari kesepakatan politik, melainkan dari kepercayaan masyarakat,” katanya.

Ia mengajak umat Islam meneladani pesan Nabi Muhammad SAW ketika memasuki Madinah. “Jadilah pemimpin yang menebarkan salam perdamaian, memberi makan kepada fakir miskin, mempererat kasih sayang, dan mendirikan salat malam. Jangan biarkan diri kita disibukkan rutinitas hingga kehilangan spiritualitas dan kepekaan sosial,” pesannya.

Menurutnya, umat Islam tak seharusnya hanya sibuk mengutuk kemaksiatan dan kegelapan, tetapi harus menghadirkan dakwah Islam berkemajuan dengan pendekatan kultural dan bahasa hati.

Dalam konteks lain, Fathurahman juga menegaskan pentingnya memahami Manhaj Tarjih dalam setiap aktivitas keislaman. “Kita sering mengatakan berpedoman pada Al-Qur’an dan As-Sunnah, tetapi tanpa Manhaj Tarjih, kita bisa terjebak menjadi Salafi. Belajar jihad tanpa Manhaj Tarjih bisa menyeret pada paham MMI atau JAD. Sementara politik Islam tanpa Manhaj Tarjih bisa mengarah ke HTI. Maka Manhaj Tarjih harus tertanam kuat di pikiran kita semua,” tegasnya.

Kontributor : Rudi
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE