
PWMJATENG.COM, Surakarta – Tim ATLAS (Association of Technology and Science Research) Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar program pengabdian masyarakat bertajuk Peningkatan Kesadaran Mitigasi Bencana Tanah Longsor di SDN 03 Sumberejo, Sabtu (16/8).
Kegiatan ini diikuti 83 siswa dengan metode pelatihan interaktif dan simulasi evakuasi. Program tersebut terlaksana berkat kolaborasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karanganyar serta Pemerintah Desa Sumberejo. Selain itu, kegiatan juga melibatkan Research Management Center (RMC) Fakultas Farmasi dan KSPI Al-Qolam Fakultas Psikologi UMS.
Pelatihan dibuka dengan pemaparan materi dari BPBD Karanganyar. Para siswa langsung diajak mengamati lingkungan sekolah untuk mengenali tanda-tanda bahaya tanah longsor. Mereka belajar mengenai kondisi tanah, kemiringan lereng, hingga titik-titik rawan yang berpotensi menjadi sumber bencana.
Setelah itu, tim menggelar simulasi evakuasi darurat. Dalam skenario tersebut, siswa berlatih merespons peringatan bencana, menempuh jalur evakuasi, dan mengikuti panduan petugas hingga ke titik aman.
Roy Bryan Alea Koeswoyo, ketua pelaksana kegiatan, menjelaskan alasan dipilihnya pendekatan praktis.
“Anak-anak langsung merasakan bagaimana mengenali risiko dan bertindak cepat. Metode ini lebih efektif daripada teori di ruangan,” ujarnya.
Atmosfer kegiatan semakin hidup saat sesi diskusi interaktif berlangsung. Siswa dan tim fasilitator mendalami hubungan antara kondisi geografis Desa Sumberejo dengan risiko longsor. Keakraban yang terjalin menciptakan suasana pembelajaran yang hangat sekaligus bermakna.
Roy Bryan menegaskan, kegiatan ini diharapkan menjadi titik awal lahirnya kesadaran kolektif masyarakat. “Semoga kewaspadaan ini tumbuh menjadi budaya di masyarakat Sumberejo,” katanya.
Baca juga, Perbedaan Pandangan Bacaan Rakaat Ketiga dan Keempat Salat, Berikut Penjelasan Tarjih Muhammadiyah!
Selain edukasi, ATLAS juga menyerahkan 25 bibit tanaman keras kepada Pemerintah Desa Sumberejo sebagai langkah nyata mencegah erosi. Bibit tersebut diterima langsung oleh Kepala Desa Sutopo bersama perwakilan BPDAS.
“Kami akan prioritaskan penanaman di lereng bukit sekitar pemukiman. Inisiatif mahasiswa ini selaras dengan upaya pencegahan jangka panjang kami,” ungkap Sutopo.

Ketua Umum ATLAS, Hian Rismandar, menyoroti pentingnya sinergi antarlembaga. Menurutnya, dukungan dari RMC dalam penyusunan materi edukasi serta pendampingan psikososial dari KSPI Al-Qolam menjadikan kegiatan lebih komprehensif.
“Kolaborasi ini menciptakan pendekatan yang menyeluruh. Hal ini sejalan dengan visi pengabdian masyarakat UMS yang selalu berorientasi pada solusi,” jelas Hian.
Perwakilan BPBD Karanganyar turut mengapresiasi program tersebut. Ia menegaskan, model pelatihan berbasis praktik ini akan dijadikan contoh untuk diterapkan di sekolah lain yang berada di kawasan rawan bencana.
Di akhir acara, siswa bersama fasilitator melakukan refleksi bersama tentang pentingnya kewaspadaan kolektif. Mereka menyampaikan komitmen untuk menyebarkan ilmu yang diperoleh kepada keluarga dan tetangga.
“Sekarang saya tahu harus lari ke mana dan cara memperingatkan orang lain kalau lihat tanah retak,” ucap salah satu siswa peserta simulasi.
Kontributor : Fika
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha