Kolom

Dari Medan Perang ke Medan Pengetahuan

Dari Medan Perang ke Medan Pengetahuan

Oleh: Anggoro (STIKES Muhammadiyah Wonosobo)

PWMJATENG.COM – Delapan dekade telah berlalu sejak proklamasi kemerdekaan Indonesia dikumandangkan. Namun, semangat juang para pahlawan tidak pernah padam. Semangat itu bukan hanya milik mereka yang bertempur dengan senjata di medan laga, melainkan juga mereka yang berjuang tanpa seragam militer, yakni para tenaga kesehatan.

Pada masa perjuangan kemerdekaan, tenaga kesehatan hadir di garis depan perang fisik. Mereka menyusuri hutan, ladang, dan medan tempur dengan perlengkapan sederhana. Berbekal perban kain, ramuan herbal, serta tekad baja, mereka merawat luka-luka para pejuang. Di tengah dentuman senjata dan bahaya yang mengintai, mereka tidak sekadar mengobati tubuh yang terluka, tetapi juga menjaga semangat bangsa untuk merdeka.

Kini, medan tempur itu telah berubah wujud. Dentuman senjata berganti dengan suara alarm ruang isolasi. Ancaman bukan lagi penjajah bersenjata, melainkan virus, penyakit mematikan, hingga pandemi global. Meski berbeda zaman, semangat juang tenaga kesehatan tetap sama. Mereka kini bersenjatakan ilmu pengetahuan, teknologi, serta dedikasi tinggi. Dengan mengenakan alat pelindung diri (APD) sebagai zirah modern, mereka mempertaruhkan nyawa demi menyelamatkan kehidupan orang lain.

Baca juga, Kemerdekaan dalam Bingkai Keindonesiaan

Lebih dari itu, lahir pula medan lain yang tidak kalah berat, yakni medan pengetahuan. Di era banjir informasi dan maraknya hoaks kesehatan, tenaga kesehatan memikul tanggung jawab baru sebagai pendidik, pelurus informasi, sekaligus penjaga akal sehat masyarakat. Dalam setiap jiwa yang tercerahkan, tersimpan kekuatan untuk mencegah penyakit sekaligus menjaga kehidupan.

Kostum yang dikenakan dalam peringatan kemerdekaan bukan sekadar hiasan karnaval. Ia menjadi simbol perjalanan panjang perjuangan kesehatan bangsa. Dari darah dan peluru menuju mikroskop dan buku, dari fisik yang terluka menuju pikiran yang tercerahkan.

STIKES Muhammadiyah Wonosobo dengan bangga menjadi satu-satunya perguruan tinggi yang berpartisipasi dalam Karnaval Kemerdekaan Kabupaten Wonosobo ke-80. Partisipasi ini merupakan wujud nyata komitmen untuk melanjutkan perjuangan, menjaga kesehatan, dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Sebab, kemerdekaan sejati tidak hanya bermakna bebas dari penjajahan. Kemerdekaan juga berarti bebas dari penyakit, bebas dari kebodohan, dan bebas dari sikap tidak peduli.

Mari terus berjuang di medan yang baru, dengan semangat yang tak pernah usang. Wallahu a’lam.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE
#
https://cheersport.at/doc/pkv-games/https://cheersport.at/doc/bandarqq/https://cheersport.at/doc/dominoqq/https://www.acpi.com.br/ls/pkvgames/https://www.acpi.com.br/ls/bandarqq/https://www.acpi.com.br/ls/dominoqq/https://pedidu.com.br/clio/pkvgames/https://pedidu.com.br/clio/bandarqq/https://pedidu.com.br/clio/dominoqq/https://banasqualidade.com.br/mae/pkvgames/https://banasqualidade.com.br/mae/bandarqq/https://banasqualidade.com.br/mae/dominoqq/https://revistas.pge.sp.gov.br/docs/pkvgames/https://revistas.pge.sp.gov.br/docs/bandarqq/https://revistas.pge.sp.gov.br/docs/dominoqq/
https://journal.rtc.bt/https://plenainclusionmadrid.org/salud-mas-facil/
https://prajaiswara.jambiprov.go.id/https://lpm.stital.ac.id/https://digilib.stital.ac.id/