
PWMJATENG.COM, Semarang – Sejumlah perguruan tinggi Muhammadiyah yang tergabung dalam Corporate University Relationship and Visionary Engagement (CURVE) menggelar CURVE Forum 2025 di Hotel MG Setos Semarang, Senin (23/6/2025). Forum ini menjadi wadah strategis untuk menjembatani dunia pendidikan tinggi dengan kebutuhan industri yang terus berkembang.
Acara diawali secara khidmat dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, lalu dilanjutkan dengan lagu Indonesia Raya dan Mars Muhammadiyah “Sang Surya”. Forum tersebut dihadiri perwakilan perguruan tinggi Muhammadiyah dan kalangan industri dari berbagai daerah di Jawa Tengah.
Ketua Panitia CURVE Forum 2025, Supriyadi, menyampaikan bahwa agenda ini dirancang sebagai upaya membangun hubungan sinergis antara institusi pendidikan dan dunia usaha. “Tujuan dari CURVE 2025 adalah menjembatani antara para pengusaha di Semarang dengan perguruan tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah, agar jika memungkinkan, terjalin kerja sama yang saling menguntungkan,” ujar Supriyadi dalam sambutannya.
Forum ini menghadirkan sejumlah narasumber dari lembaga pendidikan tinggi dan pelaku industri. Salah satunya adalah Adhrial Refaddin, perwakilan dari LLDIKTI Wilayah 6. Ia mengapresiasi langkah Muhammadiyah dalam mendorong kemitraan lintas sektor.
Baca juga, Keluarga sebagai Tiang Utama Kehidupan: Refleksi Nilai-Nilai Islami dalam Pembinaan Anak dan Peran Muhammadiyah
“Apa yang menjadi topik diskusi hari ini sangat relevan. Outsourcing atas aliansi strategis yang dibangun perguruan tinggi Muhammadiyah sudah luar biasa dan bisa menjadi role model bagi kerja sama dalam bentuk konsorsium lainnya,” jelasnya.

Dari kalangan industri, Sekretaris Umum Perkumpulan Human Resource Development (PHRD) Jawa Tengah, Irwan Sudaryanto, turut menyoroti pentingnya kerja sama antara kampus dan perusahaan. Ia menyatakan bahwa dunia usaha saat ini membutuhkan dukungan konkret dari kalangan akademisi.
“Kolaborasi memang sangat penting antara dunia pendidikan dan perusahaan. Tujuan utama kita adalah meningkatkan produktivitas industri. Namun, terkadang ada masalah yang tidak terselesaikan di lapangan, sehingga kami memerlukan kontribusi dari para dosen dan peneliti di perguruan tinggi,” tegas Irwan.
Puncak acara ditandai dengan sambutan dari Jamhari Makruf, perwakilan Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dalam pidatonya, Jamhari secara resmi membuka CURVE Forum 2025 dan mengajak seluruh pihak untuk memanfaatkan forum ini sebagai ruang kolaborasi strategis.
“Semoga usaha mempertemukan perguruan tinggi Muhammadiyah dengan dunia industri ini dapat memberi manfaat bagi kedua belah pihak. Bukan hanya sekadar seremonial, tetapi bisa ditindaklanjuti dalam bentuk kerja sama nyata,” katanya.
Acara ini dirancang untuk mendorong pembentukan jejaring antara kampus dan industri, khususnya dalam pengembangan riset terapan, magang industri, hingga rekrutmen alumni. Forum tersebut juga menjadi ajang tukar gagasan untuk mengurangi kesenjangan antara dunia akademik dan kebutuhan lapangan kerja.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha