Editorial

Citizen Journalism Media Muhammadiyah Berbasis Jamaah

PWMJATENG.COM – Citizen journalism, atau jurnalisme warga, telah muncul sebagai fenomena penting dalam lanskap media modern. Konsep ini merujuk pada praktek pelaporan berita oleh individu atau kelompok non-profesional yang bukan bagian dari institusi media tradisional. Dalam konteks Persyarikatan, organisasi Islam terbesar di Indonesia, citizen journalism berbasis jamaah memberikan dimensi baru dalam pelaporan berita dan informasi.

Kontribusi Citizen Journalism dalam Media Muhammadiyah

Citizen journalism dalam konteks Muhammadiyah berperan penting dalam memperluas jangkauan informasi dan meningkatkan partisipasi jamaah dalam proses pelaporan berita. Media Muhammadiyah berbasis jamaah memanfaatkan potensi anggota organisasi untuk menghasilkan dan menyebarluaskan berita secara langsung dari sumbernya. Pendekatan ini tidak hanya memperkuat ikatan komunitas tetapi juga memungkinkan penyampaian berita yang lebih cepat dan akurat tentang kegiatan serta program-program unggulan Muhammadiyah.

Menurut Syaiful Hadi, seorang akademisi komunikasi dari Universitas Gadjah Mada, “Citizen journalism memungkinkan komunitas seperti Muhammadiyah untuk menyampaikan informasi yang relevan dan mendalam mengenai aktivitas mereka secara langsung kepada publik, tanpa bergantung pada media mainstream.” Dalam hal ini, citizen journalism memberikan platform bagi anggota jamaah untuk melaporkan peristiwa, kegiatan sosial, dan program-program Muhammadiyah, yang mungkin tidak mendapatkan perhatian yang sama dari media besar.

Tantangan dalam Citizen Journalism Berbasis Jamaah

Meskipun memiliki banyak manfaat, citizen journalism berbasis jamaah juga menghadapi sejumlah tantangan. Salah satu tantangan utama adalah kualitas dan akurasi informasi. Tanpa pelatihan jurnalistik yang memadai, terdapat risiko bahwa berita yang disebarkan mungkin tidak memenuhi standar jurnalistik yang ketat. Hal ini dapat mengakibatkan penyebaran informasi yang kurang akurat atau bahkan menyesatkan.

Menurut David Harber, penulis buku Citizen Journalism: A Handbook for Freelancers, Bloggers, and Citizen Journalists (2016), “Kualitas informasi yang disampaikan oleh jurnalis warga sering kali dipengaruhi oleh kurangnya pelatihan dan standar editorial. Oleh karena itu, penting untuk menyediakan panduan dan pelatihan yang memadai untuk memastikan bahwa berita yang disampaikan tetap akurat dan dapat dipercaya.”

Tantangan lainnya adalah terkait dengan masalah etika dan privasi. Dalam pelaporan berita berbasis jamaah, mungkin terdapat permasalahan mengenai izin dan hak privasi individu yang terlibat dalam berita. Media Muhammadiyah perlu memastikan bahwa pelaporan berita dilakukan dengan mematuhi prinsip-prinsip etika jurnalistik dan menghormati hak privasi orang-orang yang dilaporkan.

Baca juga, Zakiyuddin Baidhawy: Jangan Ciderai Demokrasi, Bangsa dan Negara Ini Butuh Kenegarawanan DPR

Nancy Fraser dalam teori partisipasi aktif menyatakan bahwa media massa tradisional sering kali tidak memberikan ruang yang cukup bagi suara-suara yang marginal atau kurang terdengar. Citizen journalism, dengan melibatkan individu dari berbagai latar belakang, dapat membantu mengisi kekosongan ini dengan memberikan platform untuk berbagai perspektif.

Elinor Ostrom juga memberikan pandangan berharga melalui teorinya tentang pengelolaan sumber daya bersama. Ostrom berargumen bahwa komunitas lokal yang terlibat langsung dalam pengelolaan sumber daya cenderung lebih berhasil dalam menjaga keberlanjutan dan efisiensi. Dalam konteks media Muhammadiyah, hal ini berarti bahwa anggota jamaah yang secara aktif terlibat dalam pembuatan dan penyebaran berita dapat memastikan bahwa informasi yang disampaikan lebih sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan komunitas mereka.

Praktik Baik Citizen Journalism oleh Media Muhammadiyah

PWMJateng.com selama belasan tahun, tepatnya sejak akhir 2009, telah menggunakan citizen journalism sebagai bagian dari produksi syiar media Persyarikatan. Redaksi menyadari bahwa keterlibatan aktif warga dan simpatisan Muhammadiyah dalam melaporkan kegiatannya, baik di level daerah, cabang, maupun ranting, akan menjadi medium endorsment berbagai kegiatan Persyarikatan. Soal keteraturan dan tata bahasa para kontributor memang menjadi satu PR tersendiri. Namun, hal tersebut bukan menjadi suatu masalah besar. Cukup redaksi saja yang memperkuat kapasitas internalnya untuk mengakomodir seluruh kiriman kontributor.

Satu prinsip yang selama ini redaksi pegang, yakni menjaring jala selebar-lebarnya agar mendapatkan ikan yang banyak. Begitupun dengan pengelolaan media. Perlu jangkauan yang luas agar program-program Persyarikatan dapat diterima oleh masyarakat sebagai sebuah informasi yang inspiratif.

Strategi untuk Memperkuat Citizen Journalism Berbasis Jamaah

Untuk mengatasi tantangan dan memaksimalkan kontribusi citizen journalism, beberapa strategi dapat diterapkan. Pertama, penting untuk menyediakan pelatihan dan panduan bagi anggota jamaah yang terlibat dalam pelaporan berita. Pelatihan ini harus mencakup keterampilan jurnalistik dasar, seperti penulisan berita, verifikasi informasi, dan etika jurnalistik.

Kedua, media Muhammadiyah perlu membangun mekanisme evaluasi dan umpan balik untuk memastikan kualitas dan akurasi informasi. Ini dapat mencakup pembentukan tim editorial yang bertugas untuk memeriksa dan menyunting berita sebelum dipublikasikan.

Ketiga, untuk mengatasi masalah etika dan privasi, penting untuk menetapkan pedoman yang jelas mengenai pelaporan berita, termasuk perlindungan hak privasi dan izin yang diperlukan. Hal ini akan membantu memastikan bahwa pelaporan berita dilakukan dengan cara yang profesional dan etis.

Citizen journalism berbasis jamaah dalam media Muhammadiyah menawarkan peluang besar untuk memperkuat jangkauan dan kualitas informasi yang disampaikan kepada publik. Meskipun menghadapi sejumlah tantangan, seperti kualitas informasi dan etika, pendekatan ini dapat menjadi alat yang efektif dalam memberdayakan komunitas dan meningkatkan partisipasi dalam pelaporan berita. Dengan menerapkan pelatihan yang memadai, mekanisme evaluasi yang ketat, dan pedoman etika yang jelas, media Muhammadiyah dapat memanfaatkan potensi citizen journalism untuk memperkuat peran mereka dalam lanskap media modern. Seperti yang diungkapkan oleh berbagai ahli, citizen journalism bukan hanya tentang pelaporan berita, tetapi juga tentang pemberdayaan komunitas dan penguatan suara masyarakat.

Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE