Cetak Sejarah! Baitul Arqom ‘Aisyiyah Jepara Lahirkan Kader Dakwah Berkemajuan dan Militan
PWMJATENG.COM, Jepara – Majelis Pembinaan Kader (MPK) Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Jepara resmi membuka kegiatan Baitul Arqom (BA) pada Sabtu, 28 Juni 2025, bertepatan dengan 2 Muharram 1447 H. Kegiatan yang mengusung semangat penguatan dakwah berkemajuan ini berlangsung selama dua hari di Aula Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kriyan.
Sebanyak 80 peserta hadir dalam kegiatan tersebut. Mereka terdiri dari 35 kader PCA Kalinyamatan, 30 kader PCA Pecangaan, dan 15 kader PCA Kedung. Seluruh peserta mengikuti kegiatan dengan mengusung tema “Penguatan Ideologi dan Kepemimpinan ‘Aisyiyah dalam Membentuk Kader Islam yang Berkemajuan.”
Tema ini mencerminkan komitmen ‘Aisyiyah untuk mencetak kader ideologis sekaligus progresif, yang siap menjadi motor penggerak perubahan di tengah masyarakat.
Ketua PCA Kalinyamatan yang juga Ketua Panitia, Noor Syafaah, menjelaskan bahwa BA merupakan langkah strategis untuk memperdalam pemahaman keislaman dan membentuk pola pikir kader agar selaras dengan prinsip Persyarikatan Muhammadiyah.
“Baitul Arqom menjadi momen penting dalam menyelaraskan sikap, pemikiran, dan perilaku kader dengan nilai-nilai Muhammadiyah,” ujar Noor dalam sambutannya.
Perwakilan Nasyiatul ‘Aisyiyah MPK PDA Jepara menambahkan bahwa BA dirancang sebagai bagian dari penguatan sumber daya manusia di lingkungan ‘Aisyiyah. Ia menekankan bahwa dakwah ‘Aisyiyah bukanlah dakwah biasa, melainkan dakwah yang berkemajuan, yang menjawab kebutuhan zaman dan masyarakat.
“Kegiatan ini menyuntikkan semangat baru dalam menjalankan dakwah. Dengan strategi yang tepat, kita bisa menjangkau wilayah yang sebelumnya terabaikan,” katanya.
Baca juga, Tiga Konsekuensi Penggunaan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT)
Ia mencontohkan model dakwah berkemajuan yang pernah dilakukan almarhum Sadi Tuhuleley dari Majelis Pemberdayaan Masyarakat PP Muhammadiyah. Melalui program Klinik Apung Said Tuhuleley (KAST) di Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon, dakwah menjelma dalam bentuk tindakan nyata yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat.
Materi yang disampaikan dalam BA pun dirancang untuk merespons tantangan kekinian. Beberapa di antaranya adalah pembahasan tentang Masalah Lima, Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah (MKCHM), Ideologi Muhammadiyah, Kepemimpinan Digital, Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM), serta Risalah Perempuan Berkemajuan.
“Materi disusun berdasarkan kebutuhan kader, berlandaskan Al-Qur’an dan Hadits. Tujuannya agar lahir kader militan, berjiwa pemimpin, dan mampu menjadi agen perubahan sosial,” ujar Nasyiatul ‘Aisyiyah.
Ia juga mengajak seluruh peserta untuk mempererat ukhuwah dan menciptakan komunikasi yang harmonis antaranggota ‘Aisyiyah, sebagai fondasi organisasi yang solid.
Pada sesi wawancara terpisah, Noor Syafaah menyampaikan harapan besarnya terhadap dampak kegiatan ini. Ia berharap peserta memperoleh pengalaman dan pemahaman baru tentang Islam dan Persyarikatan Muhammadiyah.
“Dengan ber-Muhammadiyah, kita bisa mengenali jati diri dan kebenaran Islam sejati. Semoga BA menjadi wadah pembelajaran yang penuh makna,” tuturnya.
Nasyiatul ‘Aisyiyah turut menegaskan pentingnya keberlanjutan dakwah. Ia berharap dari kegiatan ini lahir kader-kader baru yang memiliki semangat dan kepedulian terhadap masyarakat.
“Semoga para peserta mampu melanjutkan estafet dakwah ‘Aisyiyah dengan cinta, dedikasi, dan semangat kolaboratif,” pungkasnya.
Kontributor : Dina Setyaningsih
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
