Buya Syafii Maarif Berpulang, KH. Fachrurrozi : Kita Kehilangan Tokoh Besar Bangsa Indonesia
PWMJATENG.COM, Jepara– Prof. Dr. H. Ahmad Syafii Maarif atau akrab disapa Buya Syafi’i adalah seorang ulama dan cendekiawan Indonesia. Tokoh kharismatik yang pernah menjabat Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah tahun 1997-2005, Presiden World Conference on Religion for Peace (WCRP) dan pendiri Maarif Institute ini telah meninggal dunia di RS PKU Muhammadiyah Gamping Sleman, Yogyakarta pada Jum’at 27 Mei 2022/26 Syawal 1443.
Wafatnya Buya Syafii Maarif menjadikan warga Muhammadiyah dan masyarakat Indonesia merasa kehilangan pria Kelahiran Sumpur Kudus, Sijunjung Sumatera Barat ini.
Tak terkecuali warga Muhammadiyah Jepara khususnya Ketua PDM Jepara KH. Fachrurrozi. Lewat pesan WhatsApp, Sabtu 28 Mei 2022/27 Syawal 1443 Ketua PDM Jepara ini mengatakan, “Kita telah kehilangan tokoh besar Muhammadiyah dan bangsa Indonesia. Meninggalnya Pak Syafii Maarif, bangsa Indonesia berduka terutama warga Muhammadiyah. Pada tahun 80-an di majalah Tempo penulis ada 3 Pendekar dari Chicago yakni : Nur Cholis Majid; Amien Rais; dan Syafii Ma’arif. (dari) Ketiga tokoh intelektual tinggal satu yang masih tersisa yaitu Bapak kita Amin Rais. Semoga ke depan lahir tokoh muda yang menggantikan; jadi jelas tiga tokoh tersebut membuat gerakan pembaharuan di Indonesia yang diperhitungakan oleh dunia dan kami yakin akan muncul tokoh muda dari Muhammadiyah.”
Senada dengan Ketua PDM Jepara, Ketua PDPM Jepara Roy Alviantoro menilai meninggal Buya Syafii Maarif yang kehilangan bukan hanya warga Muhammadiyah saja yang merasa kehilangan, seluruh warga masyarakat juga merasakan kesedihan yang sama.
Baca juga, Buya Syafii Wafat, Jamaah Salat Jum’at PWM Jateng Gelar Salat Ghaib
“Buya Syafii Maarif, tokoh Muhammadiyah yang dicintai seluruh unsur masyarakat, bukan hanya warga Muhammadiyah saja. Kita benar-benar kehilangan sosok Guru Bangsa; tokoh yang mengajarkan tentang toleransi yang sebenarnya. Beliau dapat menjadi teladan tentang bagaimana sesama unsur masyarakat bisa hidup berdampingan. Beliau juga menjadi yang terdepan menentang tentang mencampur adukkan isu agama ke dalam ranah politik,” ucap Roy.
Roy juga menilai banyak pelajaran moral yang bisa dipetik dari Buya Syafi’i Ma’arif semasa hidup antara lain kesederhanaan yang selalu melekat dalam kehidupannya adalah salah satu contoh hal yang bisa teladani; meskipun Buya Syafii Maarif pernah menjadi orang nomor 1 di Muhammadiyah.
Tidak heran jika banyak tokoh-tokoh elite politik yang menjadikan Buya Syafii Maarif sebagai guru dalam berpolitik.
“Tidak jarang kita melihat Presiden Joko Widodo, Gubernur DKI Anies Baswedan hingga Gubernur Jateng Ganjar Pranowo memposting dalam media sosial miliknya saat bersilaturahmi dengan Buya Syafi’i. Oleh karena itu, saya kira semua akan sepakat jika Buya Syafi’i jika mendapat gelar sebagai Guru Bangsa,” pungkas Pria asal Pecangaan.
Kontributor : Edi Sulton
Editor : M Taufiq Ulinuha