Budaya Memilah Sampah dan Olah Sampah Organik Jadi Pupuk Cair
PWMJATENG.COM, SOLO – Tumbuhkan sikap kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar sejak dini sangat penting. Pembangunan manusia Indonesia yang berkualitas harus melalui tahapan anak usia dini.
Hal tersebut diungkapkan Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum SD Muhammadiyah 1 Ketelan SW Winarsi SPd usai kegiatan Pembiasaan Membuang Sampah di Tempat Sampah dan Pemilahan Sampah sesuai dengan Tempat Sampahnya, Kamis (12/12/19).
Kegiatan ini, kata Win—sapaan akrab SW Winarsi — sebagai sekolah adiwiyata dan sekolah sehat tingkat provinsi Jawa Tengah.
Selalu bergegas dan mengencarkan gerakan membawa air minum sendiri dalam botol, penggunaan tempat minum nonplastik, tidak menggunakan tempat minum kemasan plastik, gerakan tempatkan sampah pada tempatnya dan bank sampah.
“Kami memang ingin menumbuhkan kepedulian siswa terhadap lingkungannya,” ujarnya.
Sekolah yang berlokasi barat pura Mangkunegaran itu juga memiliki program bank sampah. Badan Usaha Milik Sekolah yang mengelolanya.
Setiap Jum’at, anak-anak membawa sampah dari rumah maupun sampah di sekolah untuk dikumpulkan di bank sampah.
Win dan tim sengaja mengemas kegiatan ini seperti outdoor. Pada dasarnya tujusn pendidikan merypakan rekayasa sosial untuk membentuk karakter.
“Jadi, anak-anak kami ajak belajar dan berdialog dengan Dinas Lingkungan Hidup Kota Surakarta, hadir tadi pagi Bonifasiu da kosta, Nanung As, dan Sri Mulyani,” jelasnya.
Sampah organik rumah tangga seperti sisa sayur dan buah dipotong kecil-kecil kemudian dimasukkan ke dalam komposter.
“Bioaktivator EM4 ditambahkan ke dalam sampah. Setelah beberapa hari atau minggu, komposter menghasilkan cairan sebagai hasil dari proses fermentasi. Cairan dialirkan melalui selang komposter dan ditampung dalam wadah penampungan. Dalam wadah penampungan, cairan ditambahkan EM4 dan disimpan selama seminggu. Hasil inilah yang dinamakan Pupuk Organik Cair (POC),”ujar Sri Mulyani nara sumber dari Dinas Lingkungan Hidup.
Dia berharap, siswa peduli akan sampah bukan hanya di sekolah, tetapi juga di lingkungan rumah serta lingkungan tempat dirinya berada.
Sementara salah satu siswi kelas IVB Quinsha Naura mengakui dirinya sangat senang. Kebersihan merupakan sebagian dari pada iman.
Dan dirinya juga ingin mendapatkan pengetahuan lebih luas tentang tata cara daur ulang sampah.
“Saya senang belajar mengolah sampah organik dan an organik. Aku memahami sampah bisa diolah menjadi pupuk,”ucapnya. (Humas, Jatmiko)