Editorial

Bersyukur dengan Berkarya

Oleh: Jamaluddin Kamal*

PWMJATENG.COM – Belajar tak terbatas akan meningkatkan kualitas. Tidak merasa puas dengan hasil yang sudah diraih akan memacu berpikir kreatif dan inovatif dapat melawan kemalasan untuk selalu bersyukur atas segala karunia serta nikmat-nikmatNya.

Bersyukur itu dapat memiliki dampak dalam 3 aspek, yaitu Tata Pikir, Tata Wicara dan Tata karya. Tata pikir berarti pikiran selalu husnuzon (berprasangka baik) baik terhadap Allah SWT dan orang lain agar pikiran jernih. Berpikir jernih dengan memperbanyak zikir. Zikir tidak hanya dimaknai berdoa saja akan tetapi dapat melakukan membaca dan sejenisnya. Tata Wicara berarti selalu menjaga lisan agar tidak menggunjing, mencaci atau yang lain dengan kata lain selalu dengan ucapan yang menyejukkan hati. Tata Karya berarti tiada henti untuk terus berbagi atau tidak bosan melakukan suatu kebaikan. Barang siapa menanam kebaikan maka suatu saat akan menuai hasil dari kebaikan yang telah dilakukan. Salah satu caranya adalah tiada henti untuk terus berbagi dan rendah hati dalam meraih prestasi dengan berkarya.

Sesuai dengan firman Allah Swt. dalam QS. Al Imran;190-191 yang artinya, “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka”.

Baca juga, Muhammadiyah, Punyakah Genre Seni? (Catatan dari Pengukuhan PDM Kota Semarang)

Makna Ulul Albab diartikan oleh Ibnu Katsir sebagai orang yang memiliki akal sempurna dan kecerdasan. Maka sebagai manusia yang beriman dan memiliki kecerdasan sudah menjadi kewajiban untuk mengimplementasikan Syukur atas segala nikmat dengan menciptakan karya yang dapat bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain. Ada pepatah mengatakan; gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama. Mengingat pahlawan yang selalu dikenang adalah jasa dan peninggalan atau legacy.

Era digital sekarang ini perkembangannya sangat cepat dan luas. Apabila tidak mampu menyesuaikan maka akan tergilas bahkan semakin pulas atau nyaman dengan apa yang sudah dimiliki sehingga tidak mau untuk memanfaatkan teknologi untuk berkarya. Tentu karya yang positif bukan sebaliknya, karena apapun yang kita lakukan akan diminta pertanggungjawaban baik secara langsung maupun tidak langsung oleh Sang Maha Pencipta.

Berkarya tidak menunggu bisa, namun membiasakan agar menjadi terbiasa. Syukuri, resapi, berani, dan terus mencari inspirasi agar tidak tergolong hamba yang mengingkari. Ciptakan keajaiban jangan menunggu kejaiban orang lain.

*Penulis Buku Sakyu The Spirit to Climb. Kepala SD Muhammadiyah Birrul Walidain Kudus

Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE