Berpaham Agama Dalam Kehidupan Manusia
Oleh: Rumini Zulfikar (Gus Zul)
PWMJATENG.COM – “Pemahaman agama seseorang bisa beragam, namun yang seimbang adalah pemahaman wasatiyyah (tengah).”
Setiap manusia dalam menjalankan keyakinannya didasarkan pada nilai-nilai yang berakar pada nurani, kemudian direfleksikan dalam pemikiran dan tindakan.
Jika kita telaah lebih dalam, pada masa Nabi Ibrahim, manusia menyembah patung berhala. Kemudian, Nabi Musa juga menghadapi situasi serupa sebelum ajaran Tauhid. Bahkan, Raja Fir’aun mengklaim diri sebagai Tuhan.
Perjalanan ini berlanjut pada masa Nabi Muhammad Saw., di mana kebanyakan umat hidup dalam kebodohan agama, menolak ajaran Tauhid dan mempertahankan tradisi nenek moyang.
Nabi Ibrahim sebenarnya telah menyampaikan ajaran Tauhid untuk menyembah hanya kepada Allah. Kemudian, Allah mengutus Nabi Muhammad Saw. sebagai Nabi penutup dan penyempurna ajaran Tauhid, yaitu Adinul Islam.
Baca juga, Halal-Haram Musik dan Nyanyian
Dalam perkembangannya, Islam dan umatnya menerapkan nilai-nilai agama dengan beragam cara, namun tetap dalam kesatuan pemahaman. Allah sendiri menjelaskan bahwa umat Islam adalah umat tengah yang membawa rahmat bagi seluruh alam. Hal ini disebutkan dalam Surat Al-Baqarah Ayat 143.
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطاً لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيداً (سورة البقرة: 143)
“Dan yang demikian itu Kami telah menjadikan kalian (umat Islam) sebagai umat pertengahan agar kalian menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas perbuatan kalian” (QS Al Baqarah: 143).
Dalam perjalanan agama, ada berbagai pemahaman seperti Qodariah, Jabariah, dan Aswaja.
- Qodariah lebih bersandar pada teks agama tanpa mengabaikan konteks.
- Jabariah lebih mengandalkan akal manusia dalam beragama.
- Sedangkan Aswaja adalah pemahaman agama yang mencakup teks agama dan pengetahuan akal.
Bagi Warga Persyarikatan, paham Bayani, Burhani, Irfani menjadi acuan dalam beragama dengan sumber teks, konteks, dan spiritual. Hal ini membentuk umat tengah yang seimbang dan memberikan manfaat serta menjadi saksi dalam menyebarkan rahmat bagi semesta alam.
*Penasehat PRM Troketon, Anggota Bidang Syiar MPM PDM Klaten, Anggota Majelis MPI & HAM PCM Pedan.
Editor : M Taufiq Ulinuha