Berdiaspora Dengan Penuh Keadaban
PWMJATENG.COM – Semarang. menjadi kader Muhammadiyah adalah mengemban amanah presyarikatan yang tentunya tidak mudah, karena harus patuh dan tunduk kepada segala peraturan yang berlaku.
Ditahun politik ini, suatu keniscayaan sebagai kader Muhamamdiyah sekaligus putra bangsa, ada yang ingin berdiaspora dalam ranah politik praktis, tentu hal itu sah-sah saja, namun dengan banyaknya kader yang lalai akan aturan-aturan yang tidak boleh membawa nama maupun atribut persyarikatan rupanya membuat riuh media sosial dan grup-grup chating.
Menanggapi hal tersebut, dikutip dari halaman facebooknya, Hasan Bayuni, yang merupakan ketua Pemuda Muhamamdiyah Kebumen sekaligus Direktur RS. PKU Muhammadiyah Sruweng Kebumen ikut memberikan nasehat kepada sesama kader terutama yang ada di Jawa Tengah, berikut kutipannya:
Sahabatku, berdiasporalah Dengan Penuh Keadaban
“Hari kemarin warga muhammadiyah dikejutkan dengan munculnya kegiatan bertajuk Diskusi dan Pernyataan Sikap Kader Muhammadiyah Jawa Tengah untuk Jokowi yang kemudian memantik bermacam respon menyikapi hal tersebut.
Sebagai ketua PDPM Kebumen tentu saya menyesalkan dan sedih atas kejadian tersebut, karena mereka sudah menyeret Muhammadiyah ke ranah politis praktis. Diaspora kader adalah hal yang baik dan tentu harus kita dukung, karena Muhammadiyah harus terus berperan membangun bangsa di semua lini kehidupan, namun kader yang berdiaspora hendaknya bisa memberi warna Muhammadiyah ditempatnya berdiaspora, di parpol misalnya harus tetap memiliki visi pencerahan yang jelas, bukan sebaliknya yang justru membawa dan mengadopsi gaya parpol ke dalam gerakan Muhammadiyah.
Belajar dari hal tersebut, Muhammadiyah perlu merevitalisasi dispora kader, dengan penguatan dan penanaman ideologi, qaidah, dan etika bermuhammadiyah kepada kader Muhammadiyah, terlebih yang akan berjihad melalui jalan politik (praktis).
Hal yang perlu disayangkan dengan adanya kegiatan tersebut adalah
1. Terpampangnya logo Muhammadiyah sebagai backdrop kegiatan
2. Mengatasnamakan kader Muhammadiyah jawa tengah mengambil sikap mendukung salah satu paslon
Ayahanda PWM Jateng perlu segera bertabayyun, dan tentu harus ada teguran karena logo Muhammadiyah dan nama PWM Jateng telah diseret.
Kepada kader muhammadiyah mari kita tetap menahan diri dan jangan terpancing emosi, kita tunggu informasi hasil tabayyun dari ayahanda PWM, bersikap dewasa sambil terus bermuhasabah mengapa hal seperti ini bisa terjadi dan mengambil hikmah dari kejadian ini.
Kepada semua sahabat sahabatku kader Muhammadiyah, mari kita sama sama menjaga Muhammadiyah yang kita cintai dari potensi dibawa terjun bebas ke politik praktis,
Sebagai warga negara mendukung salah satu capres sah sah saja, mendukung kader Muhammadiyah yang berikhtiar untuk berjihad politik juga tentu menjadi tanggung jawab moral kita, namun Qaidah dan etika organisasi perlu kita jaga, jangan seret Muhammadiyah ke dalam politik praktis, berpolitiklah dengan santun dan cerdas
Kepada sahabatku yang kemarin menggelar diskusi dan pernyataan sikap, kalian tetap saudara muslimku dan Muhammadiyahku, mari bersama sama jaga Muhammadiyah yang kita cintai, bertaubatlah sahabatku, mari duduk bersama dan kita besarkan Muhammadiyah bersama sama.
Pernyataan Ketua LHKP PWM Jateng
Sementara itu ketua Lembaga Hikmah kebijakan Publik Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jateng, Khafidz Sirotuddin, ikut bersuara terkait fenomena diaspora kader yang sedang ramai diperbincangkan, Berikut pernyataan dari Khafidz melalui pesan di whatsapp grup pwmjateng.
1. Kami menyesalkan adanya Logo Muhammadiyah dipakai backdrop pada kegiatan itu.
2. Kegiatan tsb lebih sebagai side effect dan antitesa atas dinamika yang terjadi di dalam kepengurusan Fokal IMM Jawa Tengah. Yakni antara yang pro Paslon 01 dan 02.
3. LHKP-PWM tidak terlibat secara institusional karena kegiatan tersebut bukan kegiatan yang diselenggarakan oleh LHKP-PWM dan kami selaku Ketua baru mengetahui adanya acara tsb setelah viral di WAG PWM dan muncul di berita Media On-line.
4. Adanya keterlibatan beberapa orang pengurus Fokal IMM Jateng yang menjadi inisiator kegiatan tsb, adalah tanggung jawab masing-2 personal
Kami menyayangkan dinamika internal Fokal IMM Jateng yang kurang termanage dengan baik.
Adanya sebagian pengurus Fokal IMM Jateng yg mendukung Paslon#01 dan sebagian besar lainnya mendukung Paslon#02 adalah realitas sosial politik yang terjadi di kalangan kader pada hampir semua Ormas, Organisasi Profesi, LSM, Parpol dst.
5. Sebagai kader Muhammadiyah kita dituntut untuk mematuhi berbagai Qaidah dan Etika ber-Muhammadiyah.
5. Ke depan betapa pentingnya materi “Analisa Sosial dan Kebijakan Publik” serta “Etika Organisasi/ ber-Muhammadiyah” diajarkan dan menjadi materi wajib dalam Kurikulum Pengkaderan Ortom dan Kajian Ideopolitor Muhammadiyah.
6. PW Muhammadiyah Jawa Tengah sudah sepatutnya dan layak untuk memberikan teguran/sanksi organisasi, sekaligus melakukan pembinaan intensif kepada kader-2 persyarikatan secara sistematis, terukur dan masif di masa yang akan datang.
Diketahui, Selasa, 5 pebruari 2019, sekelompok orang yang mengatasnamakan kader Muhamamdiyah Jawa Tengah Mendeklarasikan diri mendukung salah satu paslon Capres-Cawapres. Dalam acara tersebut terdapat backdrop warna hijau degan bertuliskan Diskusi dan Pernyataan Sikap Kader Muhammadiyah Jawa Tengah Untuk Jokowi, dan terdapat logo Muhamamdiyah dan Fokal IMM yang merupakan wadah alumni Ikatan mahasiswa Muhammadiyah (*)