Berita

Berbanggalah, Wahai Aktivis Muhammadiyah Cabang & Ranting: Kalianlah Kader yang Sesungguhnya

PWMJATENG.COM, Ada satu pelajaran penting dalam perjalanan panjang Muhammadiyah:
bahwa kekuatan Persyarikatan ini tidak hanya ditopang oleh tokoh-tokoh besar di Pusat, Wilayah, atau Daerah,
melainkan oleh ribuan aktivis sederhana yang bekerja senyap di Cabang dan Ranting.

Mereka inilah kader yang sesungguhnya.
Kader yang tidak hanya memahami gerakan, tetapi benar-benar menghidupkannya.

Di Cabang dan Rantinglah Dakwah Itu Bernapas

Muhammadiyah boleh saja memiliki struktur besar, forum megah, dan agenda strategis.
Tetapi denyut dakwah yang paling nyata justru ada di masjid kecil, TPQ sederhana, lorong-lorong kampung, dan rumah warga yang menjadi tempat pengajian pekanan.

Di sanalah Cabang dan Ranting bekerja tanpa protokol, tanpa kamera, tanpa gelar panjang di spanduk.
Yang ada hanya wajah-wajah ikhlas yang setiap hari memastikan masjid terbuka, jamaah terbina, dan kegiatan berjalan.

Mereka tidak pernah menunggu arahan panjang.
Mereka bergerak karena hati mereka terpanggil.

Kadang Ada yang Lupa: Bahwa Struktur Tinggi Tidak Membatalkan Kewajiban Dasar

Hari ini kadang kita jumpai fenomena yang cukup menggelisahkan.
Ada orang-orang yang ketika namanya sudah tercantum di SK Pimpinan Daerah, Pimpinan Wilayah, bahkan Pimpinan Pusat,
perlahan merasa bahwa Cabang dan Ranting bukan lagi “wilayahnya”.

Merasa kegiatan di masjid tingkat Cabang dan Ranting terlalu kecil,
terlalu sederhana,
tidak sebanding dengan jabatan yang disandangnya.

Padahal sejatinya, semakin tinggi amanah seseorang, semakin dekat ia seharusnya dengan basis gerakan.

Karena tanpa Cabang dan Ranting,
tanpa masjid-masjid yang hidup,
tanpa jamaah yang terbina,
apa arti jabatan itu?

Kosong.
Tidak punya pijakan.
Tidak punya akar.

Nama di SK Itu Kehormatan. Tapi Kehadiran di Cabang dan Ranting Adalah Kehidupan

Kita harus jujur mengakui:
SK memberi kita amanah, legitimasi, dan ruang gerak.
Tetapi SK tidak otomatis menjadikan kita kader sejati.

Kader sejati adalah mereka yang hadir di pengajian ketika hanya ada 15 jamaah.
Yang duduk di tikar masjid kecil sambil menyeruput teh hangat buatan ibu-ibu Ranting.
Yang datang membantu rapat Cabang walau hanya membahas kegiatan sederhana.

Betapa banyak di antara kita yang namanya tercantum di struktur tinggi,
tetapi tidak hadir ketika Cabang mengadakan musyawarah,
tidak muncul ketika Ranting menggelar pengajian,
tidak menyapa jamaah yang menjadi basis kekuatan gerakan.

Padahal dulu kita semua tumbuh dari sana.
Dari Ranting tempat pertama kali belajar.
Dari Cabang tempat pertama kali diberi amanah.

Mengapa setelah naik ke atas, kita justru menjauh dari akar kita sendiri?

Para Aktivis Cabang dan Ranting: Kalian Penjaga Nyawa Gerakan

Kalian tidak punya gedung besar.
Tidak punya anggaran besar.
Tidak punya sorotan publik.

Tetapi kalian punya sesuatu yang jauh lebih hebat:
keterhubungan langsung dengan umat.

Kalian tahu siapa jamaah yang sedang sakit.
Kalian tahu anak-anak mana yang butuh bimbingan.
Kalian tahu keluarga mana yang perlu bantuan.
Kalian tahu suara masyarakat karena kalian tinggal bersama mereka.

Di tingkat inilah Muhammadiyah benar-benar menjadi gerakan, bukan hanya wacana.

Semakin Tinggi Jabatan, Semakin Rendah Hati Seharusnya

Tidak masalah jika seseorang menjadi pengurus PD, PW, bahkan PP.
Itu amanah terhormat.

Tetapi jangan pernah merasa bahwa amanah itu membuat kita “selesai” di Cabang dan Ranting.
Justru di sinilah ukuran kerendahan hati diuji:

Apakah kita mau kembali ke masjid kecil itu?
Apakah kita mau hadir di pengajian yang diadakan oleh Ranting?
Apakah kita siap membantu Cabang menyusun program mereka?
Apakah kita masih sanggup duduk bersama jamaah tanpa merasa lebih tinggi?

Karena sejatinya:

Seseorang tidak pernah terlalu besar untuk Cabang dan Ranting.
Yang ada hanya seseorang yang lupa dari mana ia berasal.

Penutup

Wahai aktivis Cabang dan Ranting,
tetaplah berbangga dengan cara yang rendah hati.

Karena lewat tangan-tangan kalian, Muhammadiyah berdiri, tumbuh, dan dikenal masyarakat.

Dan kepada para pengurus di level mana pun, setinggi apa pun posisi kita, marilah kembali menguatkan akar gerakan.

Datangilah masjid-masjid Cabang dan Ranting.
Hadirilah pengajian mereka.
Bantulah program mereka.
Dengarkan suara jamaah mereka.

Karena di situlah rahasia kekuatan Muhammadiyah selama ini:
Akar yang tidak pernah berhenti hidup.

Dan akar itu adalah kalian, aktivis Cabang dan Ranting.

Oleh :
Irfan Sholahuddin Gozali. S.E. M.E

  • Sekretaris Majelis Pembinaan Kader & Sumber Daya Insani (MPKSDI) PDM Kab Cirebon.
  • Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Sumber.
  • Instruktur Kader Muhammadiyah Wilayah Jawa Barat.

Editor: Al-Afasy

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE