
PWMJATENG.COM, Surakarta – Bendahara Pimpinan Pusat Muhammadiyah sekaligus Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Marpuji Ali, meluncurkan tiga buku penting bertema Membangun Sekolah Berkemajuan Berbasis Masjid. Acara peluncuran dan diskusi buku digelar di Gedung Induk Siti Walidah UMS, Senin (18/8).
Ketiga buku tersebut berjudul Integrasi Masjid dan Pendidikan: Pergumulan Perguruan Muhammadiyah Kottabarat Membangun Pendidikan Unggul-Berkemajuan, Trendsetter Sekolah Berkemajuan: Memoar Kiai Marpuji Ali Membersamai Perguruan Muhammadiyah Kottabarat, serta Kiai Marpuji Ali: Menyemai Sekolah Berkemajuan.
Marpuji menjelaskan, buku pertamanya menyoroti peran Masjid Kottabarat sebagai pusat lahirnya institusi pendidikan. Ia mengenang bagaimana Perguruan Muhammadiyah Kottabarat mulai dirintis pada 1947 oleh tokoh pergerakan Islam terkemuka, Muhammad Isa.
Menurut Marpuji, pada masa itu ia menghadapi dua tantangan sekaligus: membangun masjid dan mencari pelajar baru bagi sekolah Muhammadiyah. “Nanti kalau masjidnya sudah jadi, cobalah kita pikirkan bareng-bareng,” kenang Marpuji saat menceritakan proses awal perjuangannya.

Pembangunan masjid selesai tiga tahun kemudian. Setelah itu, berdirilah Sekolah Dasar Muhammadiyah di atas tanah wakaf dari istri Muhammad Isa. Dari sinilah perkembangan institusi pendidikan Muhammadiyah di kawasan Kottabarat terus berjalan, melahirkan Sekolah Dasar Muhammadiyah Program Khusus, lalu berkembang hingga jenjang SMP dan SMA.
Buku kedua, Trendsetter Sekolah Berkemajuan, berisi memoar Marpuji tentang kiprahnya di Perguruan Muhammadiyah Kottabarat. Moderator diskusi, Solahuddin, yang juga wartawan Solopos, menyebutkan buku itu memuat 63 tulisan dari kepala sekolah, guru, hingga office boy. “Ada pengalaman unik di dalamnya,” ujarnya.
Baca juga, Hidup sebagai Ujian: Menemukan Keseimbangan dalam Ibadah dan Kehidupan
Sementara itu, buku ketiga ditulis Solahuddin dan mengisahkan perjalanan hidup Marpuji sejak kecil. Ia menggambarkan bagaimana Marpuji harus berjuang mendapatkan pendidikan karena keterbatasan biaya. Buku ini juga menuturkan perkenalan Marpuji dengan Muhammadiyah melalui Ikatan Pemuda Muhammadiyah. “Buku ketiga ini mengangkat peran Pak Marpuji untuk meningkatkan pendidikan Islam,” kata Solahuddin.

Rektor UMS Harun Joko Prayitno menilai sosok Marpuji Ali layak diteladani. Ia menyebut mantan Ketua PWM Jawa Tengah periode 2005–2010 itu sebagai penggerak utama sekolah Muhammadiyah di Surakarta. “Kontribusi dan peran sekolah-sekolah Muhammadiyah menjadi bagian integral dari perguruan tinggi milik Muhammadiyah,” tegas Harun.
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Fajar Riza Ul Haq, turut hadir dalam peluncuran tersebut. Ia menegaskan masjid sejak dulu berperan penting sebagai pusat pendidikan umat Islam. Namun, menurutnya, kini tantangan baru muncul. “Banyak generasi muslim baru yang lahir tidak dari masjid,” kata Fajar.
Ia menilai sekolah berbasis Islam menjadi ruang strategis bagi orang tua untuk memperkuat nilai agama pada anak-anak mereka. Kondisi itu menjadi peluang besar bagi sekolah Muhammadiyah untuk terus berkembang.
Acara peluncuran ditutup dengan seremoni bersama, yang dilakukan oleh Fajar Riza Ul Haq, Marpuji Ali, dan Rektor UMS Harun Joko Prayitno. Momen tersebut menegaskan komitmen Muhammadiyah dalam melahirkan sekolah berkemajuan berbasis masjid, sekaligus meneguhkan jejak panjang kiprah Marpuji Ali di dunia pendidikan.
Kontributor : Gede
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha