
PWMJATENG.COM, Serang – Bank Indonesia (BI) Perwakilan Banten hadir dalam rangkaian Tanwir II Nasyiatul Aisyiyah untuk mendorong kader-kader organisasi perempuan muda Muhammadiyah itu memanfaatkan inovasi pembayaran digital berbasis QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard).
Ajakan tersebut sejalan dengan komitmen Nasyiatul Aisyiyah dalam membangun gerakan yang adaptif terhadap perkembangan global, termasuk di era digitalisasi ekonomi. Dengan semakin luasnya pemanfaatan QRIS, para kader diharapkan tidak tertinggal dalam penggunaan teknologi yang dapat menunjang aktivitas usaha sekaligus pemberdayaan masyarakat.
Salah satu program unggulan Nasyiatul Aisyiyah yang relevan dengan adopsi sistem pembayaran digital ini ialah Badan Usaha Nasyiatul Aisyiyah (BUANA). Melalui BUANA, transaksi usaha dapat dikelola lebih mudah, sementara konsumen memperoleh pilihan pembayaran yang praktis.
Mifta, perwakilan Bank Indonesia Banten, menjelaskan secara langsung manfaat QRIS dalam mendukung ekosistem ekonomi modern.
“QRIS membuat proses pembayaran menjadi lebih cepat, mudah, praktis, dan efisien karena cukup satu QR dapat di-scan oleh berbagai aplikasi Penyedia Jasa Pembayaran (PJP),” ungkapnya saat memberikan paparan di Hotel Horison, Kota Serang, Banten, Kamis (4/9/2025).
Ia menegaskan, pemanfaatan QRIS tidak hanya mempercepat transaksi, tetapi juga mampu memperkuat daya saing kader Nasyiatul Aisyiyah di era digital. “Nasyiatul Aisyiyah dapat memanfaatkan inovasi teknologi yang dikembangkan oleh Bank Indonesia untuk memfasilitasi transaksi pembayaran digital. Dengan QRIS, kegiatan ekonomi, khususnya pemberdayaan perempuan, bisa berjalan lebih modern dan efisien,” jelas Mifta.
Baca juga, Perjuangan Nabi Muhammad Saw. dalam Menyebarkan Islam
Selain itu, Mifta menilai adopsi QRIS selaras dengan visi Nasyiatul Aisyiyah yang berkomitmen membangun gerakan progresif. Teknologi pembayaran ini diyakini mampu meningkatkan kebermanfaatan program-program ekonomi berbasis komunitas, termasuk dalam mengembangkan usaha produktif di kalangan perempuan muda.
Menurutnya, langkah sinergi antara BI dan Nasyiatul Aisyiyah diharapkan tidak hanya berhenti pada penggunaan teknologi, tetapi juga mendorong literasi keuangan digital di tengah masyarakat. Dengan pemahaman yang baik, masyarakat dapat lebih percaya diri dalam menggunakan layanan keuangan modern.
“Sinergi ini kami pandang strategis. Kader Nasyiatul Aisyiyah akan lebih siap menghadapi transformasi digital, sekaligus menjadikan teknologi sebagai instrumen penguatan ekonomi umat,” ujar Mifta.
Di sisi lain, komitmen Nasyiatul Aisyiyah untuk terus adaptif terhadap perubahan zaman mendapatkan momentum yang tepat melalui kolaborasi ini. Organisasi yang telah lama bergerak dalam bidang pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan perempuan tersebut melihat digitalisasi sebagai peluang besar untuk memperluas manfaat gerakan.
Melalui pemanfaatan QRIS, BUANA dan unit usaha lainnya dapat memaksimalkan pengelolaan transaksi secara transparan serta mengurangi ketergantungan pada sistem pembayaran konvensional. Kemudahan ini juga memberi pengalaman baru bagi konsumen, yang kini lebih akrab dengan metode pembayaran digital.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha