PWMJATENG.COM, Wonosobo – Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Wonosobo kembali menggelar Baitul Arqam bagi insan RS PKU Muhammadiyah Wonosobo. Kegiatan perkaderan gelombang ketujuh ini berlangsung di Wonoland, pada 26–27 Juli 2025, dengan diikuti 67 peserta.
Baitul Arqam menjadi bagian dari strategi Persyarikatan untuk meneguhkan ideologi Muhammadiyah sekaligus menyatukan visi keislaman dan kemuhammadiyahan. Seluruh peserta diarahkan agar nilai tersebut dapat selaras dengan visi rumah sakit sebagai amal usaha Muhammadiyah.
Direktur RS PKU Muhammadiyah Wonosobo, Dedi Prasetya, menegaskan bahwa kegiatan ini penting untuk menyatukan langkah. Menurutnya, Baitul Arqam menjadi ruang pembelajaran bagi seluruh pegawai agar memiliki pandangan yang sejalan.
“Baitul Arqam ini dilaksanakan untuk menyelaraskan visi pribadi menjadi visi bersama yang searah dengan Persyarikatan Muhammadiyah. Banyak insan PKU yang berasal dari latar belakang beragam, bahkan ada yang belum mengenal Muhammadiyah maupun amal usaha Muhammadiyah. Karena itu, setiap beberapa tahun sekali dilakukan penyegaran perkaderan,” ujar Dedi.
Selain Dedi, Sekretaris PWM Jawa Tengah, Dodok Sartono, turut hadir memberikan pembekalan ideologis. Ia menyoroti pentingnya memahami karakter peserta sebagai dasar penyusunan program perkaderan. Dodok mengingatkan bahwa kaderisasi harus berfokus pada pengembangan pegawai sebagai bagian dari keluarga besar Muhammadiyah.
Baca juga, Kemerdekaan dalam Bingkai Keindonesiaan
“Selama ini kita terlalu fokus pada kompetitor, tetapi sering lupa pada customer internal, yaitu pegawai dan pimpinan. Selain itu, ada juga customer eksternal seperti pasien, masyarakat, dan jamaah. Mereka semua harus dibina dan digembirakan sesuai dengan tagline PKU,” ucap Dodok.
Ia menambahkan, kebahagiaan karyawan merupakan fondasi utama dalam membangun pelayanan unggul. Seorang pemimpin, katanya, harus memiliki kepemimpinan yang mampu mengembangkan sumber daya manusia, sekaligus manajerial yang berorientasi pada hasil.
“Ketika karyawan bahagia, mereka akan melayani pasien dengan sepenuh hati. Inilah kunci pencapaian target institusi. Kepemimpinan yang berdampak akan menghasilkan manajemen yang sukses menuju pelayanan yang unggul dan Islami,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Dodok juga menekankan pentingnya penguatan ideologi Muhammadiyah. Ia menyebut ada tiga aspek yang perlu dimiliki setiap kader. Pertama, mengilmui Muhammadiyah sebagai sumber gerakan dan nilai. Kedua, keterampilan bermuhammadiyah, seperti pelaksanaan ibadah salat dan kemampuan membaca Al-Qur’an. Ketiga, keterlibatan dalam organisasi serta amal usaha.
“Baitul Arqam ini diharapkan dapat menjadi titik awal pembinaan ideologis berkelanjutan bagi seluruh pegawai RS PKU Muhammadiyah Wonosobo. Tujuannya bukan hanya membangun pelayanan kesehatan profesional, tetapi juga Islami sesuai dengan nilai Persyarikatan,” pungkas Dodok.
Kontributor : Rudy
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
