Kolom

Bahaya Tersembunyi Miokarditis: Waspadai Gejala Meski Tubuh Sehat

Bahaya Tersembunyi Miokarditis: Waspadai Gejala Meski Tubuh Sehat

Oleh: Prima Trisna Aji (Dosen prodi Spesialis Medikal Bedah Universitas Muhammadiyah Semarang)

PWMJATENG.COM – Kisah nyata datang dari salah satu warga Jumapolo Karanganyar Bernama Andi (nama samaran), 28 tahun, rajin berolahraga dan jarang sakit. Suatu sore, sepulang lari santai ia merasakan nyeri pada dada dan napas terasa pendek. Ia mengira hanya kelelahan, hingga keesokan harinya ia pingsan saat berangkat kerja. Di rumah sakit, Andi divonis mengalami miokarditis peradangan pada otot jantung.

Kisah seperti ini mungkin terdengar dramatis, tetapi kasus serupa kian sering ditemukan. Miokarditis kerap datang diam-diam, menyerang orang yang tampak sehat, dan baru disadari setelah menimbulkan gejala serius.

Apa Itu Miokarditis?

Miokarditis berasal dari kata myo yang berarti otot dan carditis yang berarti peradangan pada jantung. Kondisi ini terjadi ketika lapisan otot jantung atau miokardium mengalami peradangan. Akibatnya, kemampuan jantung memompa darah terganggu, irama jantung bisa tidak teratur, bahkan dapat berujung pada gagal jantung atau kematian mendadak.

Penyebab miokarditis cukup beragam. Infeksi virus seperti influenza, Coxsackie, dan SARS-CoV-2 menjadi penyebab paling umum. Selain itu, bakteri, jamur, hingga komplikasi penyakit lain seperti demam berdarah juga dapat memicu miokarditis. Di Indonesia, kasus miokarditis dengue perlu diwaspadai karena cukup sering ditemukan pada pasien demam berdarah. Tidak hanya itu, reaksi sistem imun, penyakit autoimun, dan efek samping obat tertentu juga bisa memicu peradangan jantung. Meskipun jarang, beberapa laporan menyebutkan reaksi ringan pascavaksinasi juga dapat menimbulkan miokarditis, namun sebagian besar pulih dengan baik setelah ditangani.

Mengapa Bisa Menyerang Orang Sehat?

Selama ini banyak orang mengira penyakit jantung hanya menyerang kelompok usia lanjut atau mereka yang memiliki faktor risiko klasik seperti hipertensi dan diabetes. Nyatanya, miokarditis kerap mengenai orang muda hingga paruh baya, yakni mereka yang berusia 15–40 tahun, bahkan tanpa riwayat penyakit jantung sebelumnya.

Peradangan jantung dapat terjadi ketika sistem imun tubuh bereaksi berlebihan terhadap infeksi virus atau bakteri. Pada beberapa orang, kebiasaan berolahraga berat saat masih dalam masa pemulihan dari flu atau demam justru memperparah kondisi ini. Inilah yang menjadikan miokarditis sebagai bahaya tersembunyi: seseorang merasa sehat, tetap beraktivitas seperti biasa, hingga tiba-tiba mengalami gejala berat tanpa peringatan sebelumnya.

Gejala yang Sering Diabaikan

Gejala miokarditis sering menyerupai keluhan sehari-hari sehingga mudah diabaikan. Keluhan nyeri dada, misalnya, sering disalahartikan sebagai masuk angin. Sesak napas dianggap akibat kelelahan, detak jantung berdebar dianggap cemas atau kurang tidur, sementara kelelahan ekstrem kerap dihubungkan dengan aktivitas padat. Beberapa pasien juga mengalami pembengkakan di pergelangan kaki atau tungkai, pusing, bahkan pingsan mendadak.

Baca juga, Muhammadiyah Umumkan Jadwal Puasa Ramadan 2026, Catat Tanggal Resminya!

Karena sifatnya yang samar dan mirip penyakit ringan lain, banyak penderita terlambat menyadari bahwa gejala tersebut adalah tanda peradangan pada jantung. Padahal, deteksi dini sangat penting agar komplikasi berat bisa dicegah.

Data yang Menggugah Waspada

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat penyakit kardiovaskular masih menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia. Meski angka miokarditis tidak sebesar serangan jantung, kontribusinya terhadap gagal jantung dan kematian mendadak tetap signifikan.

Sejumlah studi internasional menunjukkan kejadian miokarditis akibat infeksi virus berada pada kisaran 10 hingga 20 kasus per 100.000 orang setiap tahun. Di kawasan Asia Tenggara, komplikasi jantung pada kasus demam berdarah tercatat dapat terjadi pada 11 hingga 15 persen pasien dengan kondisi berat.

Selama pandemi COVID-19, kesadaran publik tentang miokarditis meningkat. Ada laporan kejadian miokarditis ringan pascavaksinasi COVID-19, tetapi kabar baiknya sebagian besar kasus ini pulih dengan istirahat dan pemantauan medis tanpa dampak jangka panjang.

Mengapa Masyarakat Perlu Tahu

Kesadaran publik tentang miokarditis sangat penting karena penyakit ini bisa menyerang siapa saja, bukan hanya orang dengan riwayat penyakit jantung. Miokarditis juga kerap terlambat dideteksi karena gejalanya samar dan mirip penyakit ringan. Dalam kasus yang berat, peradangan ini dapat meninggalkan kerusakan permanen pada otot jantung dan berujung pada gagal jantung.

Selain itu, beban penyakit jantung di Indonesia masih sangat tinggi. Data Kementerian Kesehatan 2023 menunjukkan penyakit jantung menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di tanah air. Pemahaman masyarakat tentang gejala dan pentingnya pemeriksaan dini dapat membantu menekan angka kesakitan dan kematian akibat miokarditis.

Yang Bisa Kita Lakukan

Langkah pertama yang bisa dilakukan masyarakat adalah tidak mengabaikan gejala. Nyeri dada, sesak napas, atau kelelahan ekstrem yang muncul setelah mengalami demam harus segera diperiksakan ke fasilitas kesehatan agar dapat dievaluasi oleh tenaga medis.

Selain itu, istirahat cukup saat sakit menjadi hal yang tidak boleh disepelekan. Olahraga berat saat tubuh masih dalam fase pemulihan dari flu atau demam dapat meningkatkan risiko miokarditis. Bagi penyintas infeksi berat seperti demam berdarah, pneumonia, atau COVID-19, pemeriksaan lanjutan sangat dianjurkan bila ada keluhan jantung setelah sembuh.

Penting pula meningkatkan literasi kesehatan jantung di lingkungan keluarga dan komunitas. Edukasi sejak dini akan membantu masyarakat mengenali gejala yang berbahaya. Media massa, tenaga kesehatan, dan lembaga publik juga berperan besar dalam menyampaikan informasi yang benar dan mudah dipahami agar publik tidak terlambat mengenali bahaya ini.

Penutup: Saatnya Tidak Menyepelekan

Miokarditis mungkin tidak sepopuler serangan jantung atau stroke, tetapi dampaknya bisa sama mematikan jika diabaikan. Pesan sederhana untuk kita semua: jangan sepelekan nyeri dada dan sesak napas meski merasa masih muda dan sehat.

Deteksi dini dan penanganan yang tepat dapat menyelamatkan fungsi jantung bahkan nyawa. Semoga kesadaran publik tentang miokarditis meningkat sehingga tragedi akibat bahaya tersembunyi ini dapat dicegah sejak awal.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE