Atas Nama Literasi Santri
Oleh : Alvin Qodri Lazuardy, M.Pd. (Pengasuh PPM AT TIN UMP)
PWMJATENG.COM, Semarang – Literasi merupakan salah satu fondasi utama dalam pendidikan yang mencakup lebih dari sekadar kemampuan membaca dan menulis. Literasi melibatkan pemahaman kritis terhadap teks, kemampuan berpikir analitis, dan keterampilan komunikasi yang efektif. Dalam konteks pendidikan santri, literasi memiliki peran yang sangat penting, bukan hanya dalam aspek akademis, tetapi juga dalam pembentukan karakter dan nilai-nilai moral. Buku antologi santri “Pendidikan, Persahabatan, & Perjuangan” yang dihasilkan oleh para santri At-Tin UMP adalah contoh nyata dari upaya meningkatkan literasi di kalangan santri.
Literasi di Pesantren: Lebih dari Sekadar Membaca dan Menulis
Pesantren At-Tin UMP, telah menunjukkan komitmennya dalam memajukan pendidikan literasi di kalangan santri. Pendidikan literasi di pesantren ini tidak hanya terfokus pada pembelajaran teks-teks agama, tetapi juga mencakup literatur umum yang dapat memperkaya wawasan santri. Dalam hal ini, literasi di pesantren lebih dari sekadar membaca dan menulis; ini tentang memahami, mengevaluasi, dan mengaplikasikan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.
Buku antologi yang dihasilkan oleh para santri ini adalah salah satu bentuk konkret dari pembelajaran literasi tersebut. Proses menulis, mengedit, dan menerbitkan buku ini melibatkan berbagai tahap yang menuntut santri untuk berpikir kritis, bekerja sama, dan berkomunikasi secara efektif. Ini sejalan dengan teori literasi fungsional yang menekankan pentingnya literasi dalam memungkinkan individu untuk berpartisipasi secara efektif dalam masyarakat.
Peran Persahabatan dalam Literasi Santri
Persahabatan adalah elemen kunci dalam proses belajar, termasuk dalam meningkatkan literasi. Buku antologi ini menyoroti tema persahabatan, yang memainkan peran penting dalam mendukung proses literasi. Melalui persahabatan, santri dapat saling bertukar ide, berdiskusi, dan memberikan dukungan satu sama lain.
Baca juga, Isu Tambang dalam Etika Muhammadiyah
Hal ini sejalan bahwa pembelajaran lebih efektif terjadi dalam konteks interaksi sosial. Dalam lingkungan pesantren, persahabatan yang erat memungkinkan santri untuk belajar bersama, menghadapi tantangan bersama, dan merayakan pencapaian bersama. Ini menciptakan atmosfer belajar yang positif dan mendukung, di mana setiap santri merasa dihargai dan didukung.
Perjuangan dalam Meningkatkan Literasi: Sebuah Kisah Inspiratif
Meningkatkan literasi, terutama di lingkungan pesantren, bukanlah tugas yang mudah. Dibutuhkan perjuangan dan usaha yang konsisten dari berbagai pihak, baik dari santri, pengajar, maupun lembaga pendidikan itu sendiri. Buku antologi ini adalah bukti nyata dari hasil perjuangan tersebut.
Proses menulis buku ini melibatkan berbagai tantangan, mulai dari menemukan ide, mengembangkan cerita, hingga menyelesaikan naskah. Santri harus belajar mengelola waktu, bekerja di bawah tekanan, dan menghadapi kritik dengan kepala dingin. Namun, melalui perjuangan ini, mereka tidak hanya meningkatkan keterampilan literasi mereka, tetapi juga mengembangkan ketahanan, kedisiplinan, dan kepercayaan diri.
Manfaat Literasi yang Komprehensif
Pendidikan literasi yang komprehensif di Pesantren At-Tin UMP tidak hanya meningkatkan kemampuan akademis santri, tetapi juga memperkaya kehidupan mereka secara keseluruhan. Literasi yang baik memungkinkan santri untuk memahami dunia di sekitar mereka dengan lebih baik, membuat keputusan yang lebih baik, dan berpartisipasi secara lebih aktif dalam masyarakat. Literasi juga membuka pintu untuk peluang pendidikan dan karier yang lebih baik di masa depan.
Buku antologi santri “Pendidikan, Persahabatan, & Perjuangan” adalah sebuah manifestasi dari upaya Pesantren At-Tin UMP dalam meningkatkan literasi di kalangan santri. Melalui pendidikan literasi yang komprehensif, pengembangan persahabatan yang mendukung proses belajar, dan perjuangan yang tak kenal lelah, literasi santri dapat ditingkatkan. Buku ini tidak hanya menjadi bukti dari kemampuan literasi santri, tetapi juga menjadi inspirasi bagi pesantren lain untuk terus berjuang dalam meningkatkan literasi santri demi masa depan yang lebih baik.
Editor : M Taufiq Ulinuha