Arti Keimanan: Kunci Kebahagiaan Dunia dan Akhirat
Arti Keimanan: Kunci Kebahagiaan Dunia dan Akhirat
Oleh : Drs. Nashihudin, M.Si. (Majlis Tabligh PDM Jakarta Timur)
PWMJATENG.COM – Iman adalah dasar dalam kehidupan setiap Muslim. Iman bukan hanya sekadar ucapan di lisan, tetapi juga keyakinan dalam hati dan harus diwujudkan dalam tindakan nyata oleh seluruh anggota tubuh. Dalam ajaran Islam, iman memiliki peranan penting sebagai landasan hidup yang akan membawa kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Iman: Dasar Utama dalam Ajaran Islam
قُلْ اَرَءَيْتُمْ اِنْ اَهْلَـكَنِيَ اللّٰهُ وَمَنْ مَّعِيَ اَوْ رَحِمَنَا ۙ فَمَنْ يُّجِيْرُ الْكٰفِرِيْنَ مِنْ عَذَا بٍ اَلِيْمٍ
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Katakanlah (Muhammad), ‘Tahukah kamu jika Allah mematikan aku dan orang-orang yang bersamaku atau memberi rahmat kepada kami, lalu siapa yang dapat melindungi orang-orang kafir dari azab yang pedih?’” (QS. Al-Mulk: 28)
Ayat ini menegaskan bahwa hanya dengan rahmat Allah-lah manusia dapat selamat dari azab yang pedih. Islam, sebagai agama yang sempurna, telah diturunkan kepada seluruh umat manusia sebagai pedoman hidup yang lengkap. Namun, masih ada orang yang menolak kebenaran Islam. Mereka adalah orang-orang yang bodoh karena telah menolak fitrah mereka dan ajaran yang lurus dari Sang Pencipta.
Ancaman bagi Orang-orang Kafir
Islam mengajarkan bahwa ada konsekuensi berat bagi mereka yang memilih untuk mengingkari kebenaran. Allah telah memperingatkan dalam firman-Nya:
اِنَّاۤ اَعْتَدْنَا لِلْكٰفِرِيْنَ سَلٰسِلَا۟ وَاَ غْلٰلًا وَّسَعِيْرًا
“Sungguh, Kami telah menyediakan bagi orang-orang kafir rantai, belenggu, dan neraka yang menyala-nyala.” (QS. Al-Insan: 4)
Ayat ini menjelaskan betapa beratnya hukuman bagi orang-orang yang menolak untuk beriman. Selain itu, harta dan keturunan mereka pun tidak akan berguna di hadapan Allah di hari kiamat. Firman Allah dalam Al-Qur’an:
اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَنْ تُغْنِيَ عَنْهُمْ اَمْوَا لُهُمْ وَلَاۤ اَوْلَا دُهُمْ مِّنَ اللّٰهِ شَيْــئًا ۗ وَاُ ولٰٓئِكَ هُمْ وَقُوْدُ النَّا رِ
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir, bagi mereka tidak akan berguna sedikit pun harta benda dan anak-anak mereka terhadap (azab) Allah. Dan mereka itu (menjadi) bahan bakar api neraka.”
(QS. Ali Imran: 10)
Pentingnya Menjaga Iman
Bagi orang-orang yang telah beriman, penting untuk menjaga keimanan mereka agar tetap teguh hingga akhir hayat. Allah berfirman:
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَ نْـتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.” (QS. Ali Imran: 102)
Baca juga, Nepotisme dalam Pandangan Islam
Ayat ini menekankan pentingnya menjaga keimanan dan ketakwaan sampai akhir hayat. Sebab, ada masa di akhir zaman di mana keimanan seseorang bisa berubah dengan sangat cepat. Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad Saw. bersabda:
بادِرُوا بالأعْمالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ المُظْلِمِ، يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كافِرًا، أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كافِرًا، يَبِيعُ دِينَهُ بعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيا.
“Segeralah beramal sebelum datang fitnah seperti potongan malam yang gelap. Di pagi hari seseorang beriman dan di sore hari ia menjadi kafir, atau sore hari ia beriman dan di pagi hari ia menjadi kafir. Ia menjual agamanya dengan nilai dunia yang sedikit.”
Makna Hadits Arbain tentang Iman, Islam, dan Ihsan
عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِسْلاَمِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً قَالَ : صَدَقْتَ، فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ. قَالَ صَدَقْتَ، قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ . قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِهَا، قَالَ أَنْ تَلِدَ اْلأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ، ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا، ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرَ أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلِ ؟ قُلْتُ : اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمَ . قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتـَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ [رواه مسلم]
Hadits Arbain ke-2 yang diriwayatkan oleh Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu juga memberikan penjelasan penting tentang keimanan, Islam, dan ihsan. Suatu hari, seorang laki-laki datang kepada Nabi Muhammad Saw. dengan penampilan yang sangat rapi, memakai baju putih dan rambut hitam. Tidak ada tanda-tanda bahwa ia telah menempuh perjalanan jauh. Ia bertanya kepada Nabi tentang tiga hal penting: Islam, iman, dan ihsan.
- Islam adalah mengucapkan syahadat, menunaikan salat, berzakat, berpuasa di bulan Ramadan, dan menunaikan haji bagi yang mampu.
- Iman adalah beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari kiamat, dan takdir yang baik maupun yang buruk.
- Ihsan adalah beribadah kepada Allah seolah-olah kita melihat-Nya. Jika kita tidak dapat melihat-Nya, maka yakinlah bahwa Dia melihat kita.
Setelah menjelaskan tiga hal tersebut, Nabi Muhammad Saw. juga menyebutkan tentang tanda-tanda hari kiamat, salah satunya adalah ketika seorang hamba melahirkan tuannya dan orang-orang miskin berlomba-lomba meninggikan bangunan.
Hadis ini mengandung makna yang sangat agung karena mencakup inti ajaran Islam: iman, Islam, dan ihsan. Hadis ini juga menegaskan pentingnya keimanan yang teguh dan ibadah yang tulus kepada Allah Swt.
Pelajaran dari Hadis tentang Keimanan
Hadits ini mengajarkan beberapa hal penting bagi setiap Muslim, antara lain:
- Menjaga kebersihan dan penampilan, terutama ketika berhadapan dengan ulama atau orang-orang yang dihormati.
- Pentingnya bertanya dalam majelis ilmu, meskipun seseorang sudah mengetahui jawabannya, agar orang lain bisa mengambil manfaat.
- Mengakui ketidaktahuan tidak mengurangi kedudukan seseorang.
- Malaikat bisa menampakkan diri dalam bentuk manusia.
- Pembangkangan terhadap orang tua termasuk salah satu tanda kiamat.
- Tidak dianjurkan untuk berlomba-lomba meninggikan bangunan kecuali jika memang dibutuhkan.
- Pengetahuan tentang perkara ghaib hanya diketahui oleh Allah SWT.
- Adab duduk dalam majelis ilmu harus diperhatikan, sebagaimana dicontohkan dalam hadits ini.
Ikhtisar: Iman sebagai Pondasi Hidup
Iman, Islam, dan ihsan adalah tiga elemen penting yang menjadi pondasi hidup seorang Muslim. Ketiganya harus dipegang teguh dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Iman yang kuat akan membawa seseorang kepada kebahagiaan di dunia dan akhirat. Sebaliknya, orang yang menolak untuk beriman dan mengikuti ajaran Islam akan menghadapi hukuman yang berat di akhirat.
Semoga kita semua senantiasa diberikan kekuatan oleh Allah SWT untuk menjaga iman, menjalankan ibadah dengan ihsan, dan menjauhkan diri dari fitnah akhir zaman. Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya.
Editor : M Taufiq Ulinuha