
PWMJATENG.COM, Banjarnegara – Kepala Bidang Media dan Komunikasi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Muhammad Taufiq Ulinuha, menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan Latihan Kepemimpinan Pandu (LKP) Kwartir Wilayah Hizbul Wathan (HW) Jawa Tengah pada Jumat (24/10).
Kegiatan yang diikuti para pandu dari berbagai daerah itu bertujuan menumbuhkan kemampuan kepemimpinan dan memperkuat karakter kader HW dalam menjalankan peran dakwah melalui organisasi. Dalam kesempatan tersebut, Ulinuha membawakan dua materi penting, yaitu pengantar media di kelas media dan materi protokoler Persyarikatan di kelas LKP.
Dalam pemaparannya, Ulinuha menjelaskan bahwa media merupakan instrumen strategis dalam menyampaikan pesan dakwah dan memperkuat citra organisasi. Ia menegaskan, kader Muhammadiyah, termasuk anggota Hizbul Wathan, perlu memahami dasar-dasar pengelolaan media agar mampu menyebarkan informasi yang benar dan mencerminkan nilai-nilai Islam berkemajuan.
“Media sekarang menjadi sarana utama membangun persepsi publik. Karena itu, kader HW harus memahami bagaimana menyusun pesan yang baik, beretika, dan sesuai dengan semangat dakwah Muhammadiyah,” ujarnya di hadapan peserta.
Baca juga, Aplikasi Al-Qur’an Muhammadiyah (Qur’anMu)
Ia juga menyoroti pentingnya kemampuan komunikasi digital di era modern. Menurutnya, dunia maya menawarkan ruang luas untuk berdakwah, tetapi juga membawa tantangan besar berupa arus informasi yang cepat dan kadang tidak akurat. Oleh karena itu, setiap kader perlu cermat dalam memproduksi maupun menyebarkan informasi.
Lebih lanjut, Ulinuha menjelaskan materi mengenai protokoler Persyarikatan sebagai bagian dari budaya organisasi Muhammadiyah yang perlu dipahami dan dilaksanakan dengan baik oleh seluruh kader. Dalam pandangannya, tata cara keprotokolan bukan hanya soal formalitas acara, melainkan cerminan etika dan penghormatan terhadap struktur organisasi.

“Protokoler dalam Muhammadiyah bukan sekadar aturan seremoni. Ia adalah bagian dari sistem nilai dan budaya organisasi yang menuntun kita agar tertib, sopan, serta menghargai posisi dan tanggung jawab masing-masing,” jelasnya.
Peserta terlihat antusias mengikuti sesi tersebut. Beberapa dari mereka bahkan mengajukan pertanyaan seputar praktik keprotokolan dalam kegiatan tingkat ranting hingga wilayah. Ulinuha pun memberikan contoh konkret tentang bagaimana penerapan etika komunikasi dan tata protokol bisa dilakukan dalam acara resmi HW atau Muhammadiyah.
Editor : Ahmad



