Allah Menyayangi Orang yang Istiqomah
PWMJATENG.COM – Istiqomah merupakan salah satu akhlak mulia yang sangat ditekankan dalam ajaran Islam. Kata istiqomah berarti teguh, lurus, dan konsisten dalam menjalankan perintah Allah serta menjauhi larangan-Nya. Dalam kehidupan sehari-hari, istiqomah bukan hanya tentang ibadah ritual seperti shalat, puasa, atau membaca Al-Qur’an, tetapi juga mencakup sikap dalam menjaga kebaikan, kejujuran, dan amanah.
Allah Swt. memberikan kedudukan tinggi bagi hamba yang istiqomah. Mereka tidak hanya dijanjikan keberkahan hidup di dunia, tetapi juga ketenangan hati dan keselamatan di akhirat. Allah menyebutkan dalam Al-Qur’an:
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang berkata: ‘Tuhan kami ialah Allah’ kemudian mereka tetap istiqomah, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata): Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati, dan bergembiralah dengan surga yang telah dijanjikan kepadamu.” (QS. Fussilat: 30).
Ayat ini menegaskan bahwa orang yang istiqomah akan mendapatkan kasih sayang Allah berupa ketenangan jiwa, terbebas dari rasa takut, serta memperoleh kabar gembira tentang surga. Kasih sayang Allah ini bukan sekadar imbalan akhirat, tetapi juga tercermin dalam kehidupan dunia berupa keteguhan hati, keberkahan rezeki, dan kemudahan dalam menjalani ujian hidup.
Rasulullah Saw. juga pernah memberikan pesan tentang pentingnya istiqomah. Dalam sebuah hadis, beliau bersabda:
قُلْ آمَنْتُ بِاللَّهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ
Artinya: “Katakanlah, ‘Aku beriman kepada Allah’, kemudian istiqomahlah.” (HR. Muslim).
Hadis ini mengajarkan bahwa iman kepada Allah harus diwujudkan dengan konsistensi amal perbuatan. Tidak cukup hanya dengan pengakuan lisan, tetapi juga pembuktian nyata melalui perilaku sehari-hari.
Baca juga, Azab bagi Pelaku Korupsi
Istiqomah memang bukan perkara mudah. Banyak hambatan yang membuat seorang muslim goyah, baik berupa godaan hawa nafsu, lingkungan yang tidak mendukung, maupun kelemahan diri. Namun, orang yang terus berusaha menjaga istiqomah akan mendapatkan rahmat Allah. Nabi Saw. menegaskan bahwa amalan yang paling dicintai Allah adalah yang dilakukan secara konsisten meskipun sedikit.
Allah Swt. menyayangi orang yang istiqomah karena mereka membuktikan keteguhan hati dalam menjalani jalan kebenaran. Dalam pandangan Islam, istiqomah bukan hanya soal ibadah personal, tetapi juga komitmen dalam menebarkan kebaikan sosial, memperjuangkan keadilan, dan menjaga akhlak dalam setiap aspek kehidupan.
Seorang muslim yang istiqomah akan berusaha menegakkan shalat tepat waktu, menjaga lidah dari perkataan buruk, serta menahan diri dari perbuatan dosa meski dalam keadaan sulit. Ia tidak mudah berubah hanya karena keadaan, melainkan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Islam. Inilah bukti kasih sayang Allah, ketika Dia meneguhkan hati hamba-Nya agar tidak terjerumus dalam kelalaian.
Dalam konteks kehidupan modern, istiqomah menjadi kunci agar umat Islam tidak terombang-ambing oleh arus zaman. Kemajuan teknologi, budaya hedonis, dan godaan dunia bisa mengikis iman bila tidak diimbangi dengan istiqomah. Oleh sebab itu, setiap muslim perlu menanamkan kesadaran bahwa Allah selalu mencintai orang yang konsisten di jalan-Nya.
Kesimpulannya, istiqomah adalah bentuk nyata cinta seorang hamba kepada Allah, dan sebagai balasannya Allah pun melimpahkan kasih sayang-Nya. Allah memberikan ketenangan, kekuatan menghadapi cobaan, dan janji surga bagi mereka yang istiqomah. Maka, setiap muslim seharusnya berusaha menapaki jalan istiqomah, meski berat, karena di sanalah letak cinta dan kasih sayang Allah yang sejati.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
