Ajarkan dan Ciptakan Persahabatan Melalui Makan Siang Bersama di Sekolah
PWMJATENG.COM, SOLO – SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta, menganjurkan seluruh peserta didiknya membiasakan santap siang setiap hari di sekolah, guna menjamin asupan gizi dan mencegah perilaku jajan sembarangan.
Wakil Kepala Sekolah bidang Humas, Jatmiko mengatakan kegiatan makan bersama menjadi solusi bagi kebutuhan makan siang warga sekolah, salah satunya siswa memiliki energi dan stamina untuk melanjutkan kegiatan belajar hingga sore hari.
Diperkuat kantin sehat bersertifikasi Laik Hygiene Sanitasi dan Jasa Boga dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta tertanda tangan dr. Siti Wahyuningsih, M.Kes., M.H, berlaku sejak dikeluarkan hingga tiga tahun.
“Apabila kebutuhan fisik siswa terjaga memungkinkan bisa menyerap materi pelajaran dengan baik, maksimal dan optimal. Kantin sehat, satu atap dengan sekolah di kelola tim yang bersertifikat juga dina oleh UPT Puskesmas Stabelan, Dinas kesehatan, Loka POM Solo, dan Balai POM Provinsi Jawa Tengah, serta bagian promosi kesehatan,” terang Jatmiko, Selasa (3/9/2019).
Tradisi makan bersama di era kekinian semakin jarang dilakukan, ada sembilan manfaat di antaranya makan lebih sehat, terhindar dari masalah, perilaku buruk, menambah perbendaharaan kata, terhindar stres, tercipta kebersamaan, meningkatkan prestasi sekolah, ajarkan sopan santun dan kesehatan mental lebih baik.
“Ajarkan persahabatan dan kebersamaan untuk saling berbagi dan peduli. Menghilangkan perbedaan dan mengamalkan cara makan Rasulullah, di mana beliau makan dengan tangan kanan bersama dengan para Sahabatnya,”ungkapnya.
Tri Yuniarti, S.Si., S.Pd anggota tim kantin mengatakan, menu makan setiap bulan bervariasi ada satu menu sayur dan pedas untuk melatih anak mengenal berbagai rasa.
“Di mana anak-anak belajar untuk makan apa yang ada di hadapannya, Sehingga karakter untuk sopan santun terjaga, untuk bulan september ada nasi sambel goreng ati, krupuk, sayur bayam, ayam goreng, oseng-oseng, tahu goreng, buah, timlo, telur coklat, rawon, gudangan, lodeh, gado-gado dan sebagainya,” kata Wali Kelas 5C ini.
Sementara itu, Farah Aliyah Zahra Suwarno salah satu siswa kelas 5 yang menjadi dokter kecil (dokcil) senang sekali bisa makan sayur bayam dan ayam.
“Saya tadi duduk bergabung di salah satu meja, Lahap banget, sampai habis, dan ada nilai utama dari karakter seperti mandiri dalam hal mencuci piring dan merapikan kembali perlengkapan usai makan siang,” ujar Farah yang bercita-cita ingin menjadi dokter ahli gizi. (Jatmiko)