Aisyiyah Jepara, Deklarasi Gerakan Cinta Anak
PWMJATENG.COM-JEPARA, Upaya advokasi dan pencegahan kekerasan terhadap anak menjadi hal penting pada masa saat ini. Hal tersebut yang membuat Dinas Pemberdayaan, Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Jepara dan Pimpinan Daerah Aisyiyah Jepara, melakukan advokasi dan sosialisasi Gerakan Aisyiyah Cinta Anak (GACA) di Hutan Kota Jepara Minggu (9/9).
Karena anak-anak merupakan aset masa depan. Pada kesempatan tersebut juga dilakukan deklarasi relawan GACA Jepara. Ada sekitar 100 peserta yang hadir.
100 peserta ini berasal dari PC Aisyiyah, Relawan Aisyiyah Jepara, dan Muhmammadiyah Disaster Management Centre (MDMC) Jepara.
Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Jepara, Hj. Sugiyarti mengungkapkan, Gerakan Aisiyiyah Cinta Anak (GACA) ini fokus untuk mengurangi dan mengcegah kekerasan pada anak.
Selain itu ini juga wujud nyata Aisyiyah ikut serta dalam pencegahan kekerasan terhadap anak. “Kami bersinergi dengan DP3AP2KB Jepara terus melakukan pembinaan terhadap relawan agar aktif menjadi pelopor dan pelapor jika ada kekerasan di masyarakat,” tambahnya.
Selain itu juga upaya untuk mensosialisasikan terhadap masyarakat agar kekerasan di Jepara bisa berkurang. Karena kekerasan terhadap anak dapat mempengaruhi karakternya di masa mendatang.
Sementara itu, Ketua Dinas Pemberdayaan, Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Inah Nuroniah menjelaskan, GACA ini wujud antara pemrintah daerah dengan Aisyiyah Jepara. Gerakan ini untuk membangun anak-anak dan remaja Jepara.
Gerakan dari masyarakat untuk masyarakat. Untuk kali ini inisiator Aisyiyah, sementara motivator dan fasilitator dari pemerintah daerah. “Gerakan ini dapat menjadi salah satu contoh di masyarakat karena anak anak kita adalah masa depan kita,” ucapnya.
Pihaknya menambahkan, anak-anak saat ini merupakan generasi masa depan. Jadi harus dijaga untuk membentuk karakternya dengan baik.
Dicetuskannya hal tersebut juga keprihatinan generasi millenial saat ini. “Kalau anak-anak saat ini tidak dibekali dengan bekal yang cukup , mulai dari agama, budaya dan pemahaman teknologi dengan baik. Supaya nantinya anak-anak dan remaja tidak tergerus oleh teknologi yang semakin cepat berkembang. Selain itu pihaknya pun menekankan delapan fungsi keluarga.
“Dalam pembinaan terhadap anak libatkan orang tua, sehingga komunikasi antara anak dan orang tua bisa berjalan dengan baik,” ujarnya.
Dirinya berharap, Gerakan Aisyiyah Cinta Anak ini dapat menjadi wadah untuk mengurangi kekerasan terhadap anak. Para relawan juga bisa bisa menjadi pelopor dan pelapor jika terjadi kekerasan terhadap anak.
Dalam kegiatan tersebut juga disampaikan materi tenteang undang-undang perlindungan anak, advokasi terhadap kekerasan sosial dan trauma healing. (*)