Ada Tiga Golongan Manusia Pasca-Ramadan, Apa Saja?

PWMJATENG.COM, Jeparaย โย Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Jepara, M. Muttaqin, tampil sebagai imam sekaligus khatib dalam pelaksanaan Salat Idulfitri 1 Syawal 1446 Hijriah di Masjid Al-Istiqomah, Tahunan, Jepara, Senin (31/3/2025). Dalam khutbahnya, ia menyampaikan tema menarik yang mengupas tentang โTiga Golongan Manusia dalam Al-Qurโanโ.
Salat Idulfitri dimulai pukul 06.15 WIB. Jamaah yang hadir berasal dari warga sekitar serta masyarakat umum. Sebelum salat dimulai, panitia mengumumkan bahwa M. Muttaqin bertindak sebagai imam sekaligus khatib. Mereka juga menyampaikan laporan penerimaan zakat fitrah sebesar Rp11.100.000, zakat mal berupa 471,4 kilogram beras dan uang tunai sebesar Rp32.898.000, serta sedekah dan infak masing-masing Rp6.925.000 dan Rp4.103.500.
Dalam khutbahnya, Muttaqin mengajak jamaah untuk bersyukur kepada Allah Swt. atas kesempatan menyelesaikan ibadah Ramadan secara sempurna.
“Kita telah menjalani Ramadan dengan berbagai ibadah seperti puasa, tarawih, zakat, infak, dan sedekah. Semua ini harus disyukuri sebagai nikmat besar dari Allah,” ujarnya membuka khutbah.
Muttaqin menjelaskan, setelah Ramadan, manusia terbagi menjadi tiga golongan. Kelompok pertama adalah orang-orang yang sebelum Ramadan sudah baik, saleh, dan taat. Ketika Ramadan tiba, mereka justru semakin giat dalam beribadah.
“Kelompok ini memahami bahwa Ramadan adalah peluang emas untuk meraih rahmat dan ridha Allah. Mereka akan menjadi pribadi yang lebih baik dan akan dibebaskan dari siksa neraka,” jelasnya.
Menurutnya, golongan pertama memiliki derajat tinggi di sisi Allah. Mereka konsisten dalam ketaatan, bahkan setelah Ramadan berakhir.
Baca juga, Makna Idulfitri dan Halalbihalal: Menjaga Kesucian Lahir dan Batin
Selanjutnya, ia memaparkan kelompok kedua, yaitu mereka yang sebelum Ramadan jauh dari Allah dan tenggelam dalam kemaksiatan. Namun, selama Ramadan mereka kembali kepada Allah, melaksanakan ibadah, dan memperbaiki hubungan sosial.
“Sayangnya, setelah Ramadan usai, mereka kembali ke kebiasaan lama. Mereka menjadi lalai dan terjerumus lagi dalam maksiat,” tegasnya.

Muttaqin menilai kelompok ini hanya mengalami perubahan sementara, bukan perubahan hakiki yang menetap.
Adapun kelompok ketiga, menurutnya, adalah yang paling merugi. Mereka tetap jauh dari Allah baik sebelum, selama, maupun setelah Ramadan. Ibadah ditinggalkan dan maksiat terus dilakukan.
“Kelompok ini tidak memanfaatkan Ramadan sama sekali. Mereka tetap dalam kesesatan dan jauh dari rahmat Allah,” katanya.
Di akhir khutbah, Muttaqin mengingatkan jamaah agar tidak menjadi seperti binatang ternak, mengutip firman Allah dalam surah Al-Aโraf ayat 179.
โAllah menciptakan banyak jin dan manusia untuk masuk neraka karena mereka memiliki hati tetapi tidak digunakan untuk memahami ayat-Nya, mata yang tidak digunakan untuk melihat kebenaran, dan telinga yang tidak digunakan untuk mendengar petunjuk. Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi,โ ucapnya mengutip ayat tersebut.
Ia menutup khutbah dengan seruan untuk memanfaatkan momentum Idulfitri sebagai titik balik menuju ketaatan yang konsisten.
โSelagi kita diberi umur dan kesehatan, mari teruskan amal saleh Ramadan ke bulan-bulan berikutnya. Jangan berhenti hanya karena Ramadan telah usai,โ tutupnya.
Kontributor : Muslim
Ass Editor : Ahmad; Editor :ย M Taufiq Ulinuha