PWM JatengTokoh

Abdul Fattah Santoso: Tajdid Bukan Hanya Pemurnian Ajaran Islam, Tetapi Juga Inovasi dalam Dakwah

PWMJATENG.COM, Tegal – Dalam Kajian Ramadan dan Dialog Ideopolitor Regional Pekalongan, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, M. Abdul Fattah Santoso, menegaskan bahwa ideologi Muhammadiyah berlandaskan pada Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan semangat tajdid (pembaharuan). Dalam forum tersebut, ia menyoroti pentingnya menjaga relevansi nilai-nilai dasar Muhammadiyah di tengah arus modernitas yang semakin kompleks.

Menurutnya, adaptasi terhadap perubahan zaman merupakan faktor kunci agar Muhammadiyah tetap mampu menawarkan solusi bagi berbagai persoalan umat. Ia menjelaskan bahwa Muhammadiyah tidak boleh terjebak dalam pemahaman tekstual semata, tetapi harus mampu menerjemahkan nilai-nilai Islam dalam konteks kekinian. Dalam konteks ini, tajdid bukan hanya berarti pemurnian ajaran Islam dari hal-hal yang tidak sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah, tetapi juga mencakup inovasi dalam dakwah, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat.

Abdul Fattah Santoso menekankan bahwa Muhammadiyah harus menjadi motor penggerak perubahan yang progresif. Ia menyatakan bahwa dakwah Muhammadiyah perlu dilakukan secara kontekstual agar mampu menjawab tantangan zaman, tetapi tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip Islam yang kuat. Ia mengutip salah satu ayat Al-Qur’an sebagai landasan berpikir dalam menghadapi perubahan, yakni firman Allah dalam Surah Ar-Ra’d ayat 11:

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.”

Ayat ini, menurutnya, menjadi dorongan bagi Muhammadiyah untuk terus melakukan pembaruan dalam berbagai aspek kehidupan, agar tetap relevan dan berkontribusi bagi umat dan bangsa.

Baca juga, Kajian Ramadan dan Dialog Ideopolitor Regional Pati Meriah, Peserta Antusias!

Lebih lanjut, ia menyoroti pentingnya peran kader Muhammadiyah dalam menjaga dan mengembangkan ideologi persyarikatan. Ia menilai bahwa kader Muhammadiyah harus memiliki pemahaman ideologis yang mendalam serta mampu menerapkan nilai-nilai Islam dalam tindakan nyata. Hal ini mencakup berbagai aspek kehidupan, mulai dari pendidikan, sosial, hingga dakwah. Menurutnya, tantangan zaman tidak boleh membuat kader Muhammadiyah kehilangan arah, tetapi justru harus menjadi pemantik untuk terus bergerak maju.

Dalam konteks pendidikan, Muhammadiyah telah lama dikenal sebagai pelopor dalam mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki landasan spiritual yang kokoh. Ia menegaskan bahwa lembaga pendidikan Muhammadiyah harus terus mengembangkan metode pembelajaran yang mampu mengintegrasikan nilai-nilai Islam dengan sains dan teknologi. Dengan demikian, lulusan Muhammadiyah diharapkan menjadi individu yang berkontribusi bagi kemajuan umat dan bangsa.

Sementara itu, dalam bidang sosial, Muhammadiyah diharapkan terus berperan aktif dalam memberikan solusi bagi berbagai persoalan masyarakat. Ia mencontohkan kiprah Muhammadiyah dalam penanganan bencana, layanan kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi sebagai bukti nyata bagaimana Islam yang berkemajuan dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam dakwah, ia mengingatkan bahwa Muhammadiyah harus mampu merespons perkembangan teknologi dan perubahan pola komunikasi masyarakat. Dakwah digital, menurutnya, menjadi salah satu strategi yang harus dioptimalkan agar pesan-pesan Islam yang berkemajuan dapat menjangkau lebih banyak orang, terutama generasi muda.

Sebagai penutup, Abdul Fattah Santoso menegaskan bahwa Muhammadiyah memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga dan mengembangkan Islam yang berkemajuan. Ia mengajak seluruh Pimpinan Persyarikatan untuk terus berinovasi dan beradaptasi dengan zaman, tanpa meninggalkan prinsip-prinsip dasar Islam yang telah menjadi fondasi gerakan ini. Dengan semangat tajdid, Muhammadiyah diharapkan dapat terus menjadi lokomotif perubahan yang memberikan manfaat bagi umat, bangsa, dan dunia.

Kontributor : Riza A Novanto
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE