
PWMJATENG.COM – Menjelang datangnya bulan suci Ramadhan, umat Islam diingatkan untuk mempersiapkan diri dengan baik, baik secara spiritual maupun material. Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, M. Abduh Hisyam, menekankan pentingnya kesiapan ini dalam sebuah tausiyah yang disampaikannya baru-baru ini. Ia menjelaskan bahwa Ramadhan bukan sekadar bulan puasa, melainkan juga momentum turunnya Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup bagi umat manusia.
Menurutnya, persiapan menyambut Ramadhan harus dimulai sejak dini. Salah satu caranya adalah dengan lebih rajin membaca dan mempelajari Al-Qur’an. Ia mengingatkan bahwa kitab suci tersebut bukan sekadar pajangan di rumah, tetapi harus menjadi pedoman dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Pesan ini sejalan dengan penggalan lagu dalam bahasa Jawa yang berbunyi, “Tombo ati iku ono 5 perkorone, kaping pisan, moco Qur’an lan maknane.” Lirik tersebut menekankan bahwa membaca Al-Qur’an dan memahami maknanya merupakan salah satu cara menyucikan hati dan memperbaiki diri.
Dalam tausiyahnya, M. Abduh Hisyam juga mengingatkan kembali perjuangan dakwah KH. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah. Ia mencontohkan bagaimana KH. Ahmad Dahlan tidak hanya mengajarkan tafsir Surat Al-Ma’un kepada murid-muridnya, tetapi juga menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam surat tersebut dalam kehidupan nyata. Surat Al-Ma’un yang berbicara tentang kepedulian terhadap anak yatim dan fakir miskin menjadi dasar bagi perjuangan KH. Ahmad Dahlan dalam mendirikan panti asuhan, rumah sakit, serta sekolah-sekolah yang hingga kini masih berkontribusi bagi masyarakat luas.
Baca juga, Menyambut Ramadan dengan Semangat Baru
M. Abduh Hisyam menegaskan bahwa semangat yang sama harus terus dihidupkan oleh umat Islam dalam menyambut Ramadhan. Bulan suci ini tidak hanya menjadi waktu untuk meningkatkan ibadah pribadi, tetapi juga momen untuk memperkuat kepedulian sosial dan berbagi dengan sesama. Ia mencontohkan bahwa banyak program filantropi dan gerakan sosial yang dapat dilakukan, seperti pembagian makanan berbuka puasa bagi kaum dhuafa, penggalangan dana untuk pendidikan anak-anak kurang mampu, serta peningkatan kegiatan dakwah dan kajian keislaman.
Lebih jauh, ia menyoroti bahwa persiapan material juga tidak boleh diabaikan. Meskipun fokus utama Ramadhan adalah ibadah, umat Islam juga perlu memastikan bahwa kebutuhan pokok selama bulan suci dapat terpenuhi dengan baik. Perencanaan yang matang akan membantu menghindari pemborosan dan memastikan bahwa aspek spiritual tetap menjadi prioritas utama.
Dengan meneladani ajaran KH. Ahmad Dahlan yang mengedepankan pengamalan nilai-nilai Al-Qur’an, khususnya dalam Surat Al-Ma’un, diharapkan umat Islam dapat menjalani Ramadhan dengan penuh makna. Bukan hanya sebagai ritual tahunan, tetapi juga sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas diri dan memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar. Persiapan yang dilakukan sejak dini akan membantu menjadikan Ramadhan sebagai bulan yang penuh berkah, baik bagi individu maupun masyarakat secara luas.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha