PWMJATENG.COM, Surakarta – Lembaga Bahasa dan Ilmu Pengetahuan Umum (LBIPU) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) membawa rombongan peserta Indo-Austay Adult Immersion Program ke Bayat, Klaten, Jawa Tengah, pada Jumat (10/1). Kegiatan ini bertujuan memperkenalkan budaya Jawa secara langsung kepada delegasi asal Australia.
Sebanyak empat warga negara Australia turut berpartisipasi dalam program ini. Sebelumnya, mereka telah menerima pelatihan bahasa Indonesia selama empat hari di LBIPU UMS. Proses bimbingan ini melibatkan para dosen dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari program sarjana hingga doktoral Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, serta dosen program Pendidikan Bahasa Inggris UMS.
Destinasi pertama yang dikunjungi adalah SMP Muhammadiyah 7 Bayat. Setibanya di lokasi, rombongan disambut oleh jajaran guru, kepala sekolah, Pengurus Cabang Muhammadiyah Bayat, dan Camat Bayat. Momen ini menjadi ajang interaksi awal antara peserta dan masyarakat lokal.
Ketua LBIPU UMS, Dwi Haryanti, menjelaskan alasan pemilihan Desa Bayat sebagai lokasi program. “Desa Bayat memiliki sentra budaya Jawa yang lengkap, mulai dari batik, blangkon, gamelan, hingga kuliner khas,” ungkapnya dalam sambutannya. Menurut Dwi, peserta diharapkan dapat mempraktikkan komunikasi dalam bahasa Indonesia selama mengikuti kegiatan.
Program belajar budaya Jawa ini akan berlangsung selama sepekan, mulai 10 hingga 17 Januari 2025. Sejumlah aktivitas menarik telah disiapkan untuk menyambut peserta. Mereka akan diajak mempelajari proses pembuatan keramik, batik, blangkon, dan batik kayu. Selain itu, para peserta juga akan berlatih memainkan gamelan, serta mengunjungi sentra industri thiwul, salah satu kuliner khas Bayat.
Baca juga, Keputusan Musypimwil Muhammadiyah Jateng Tahun 2024
Salah seorang peserta, Hector Warren Fraser (26), mengungkapkan antusiasmenya terhadap program ini. “Mempelajari budaya adalah imersi yang baik untuk mengenal negara tetangga terdekat Australia,” ujar Hector dalam bahasa Indonesia.
Selain belajar budaya, peserta juga diberi kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat setempat. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mereka terhadap kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa. Hector menambahkan, “Saya ingin memahami lebih dalam tentang tradisi dan kehidupan masyarakat Jawa, karena hal ini sangat berbeda dari budaya di Australia.”
Menurut Dwi, kegiatan ini tidak hanya memberikan pengalaman baru bagi peserta, tetapi juga menjadi ajang pertukaran budaya yang bermanfaat. “Program ini mempererat hubungan antara Indonesia dan Australia melalui pendekatan budaya,” jelasnya.
Desa Bayat telah lama dikenal sebagai salah satu pusat budaya Jawa di Klaten. Dengan keindahan alamnya yang asri dan masyarakatnya yang ramah, desa ini menjadi lokasi yang ideal untuk program imersi budaya. “Kehadiran peserta Indo-Austay juga memberikan dampak positif bagi promosi wisata budaya di Bayat,” tambah Dwi.
Program Indo-Austay ini merupakan salah satu langkah konkret LBIPU UMS dalam mendukung pengenalan budaya Indonesia ke dunia internasional. Dengan beragam aktivitas yang disiapkan, peserta diharapkan dapat membawa pengalaman berharga ini kembali ke negaranya masing-masing.
Kontributor : Gede
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha