PWMJATENG.COM, Surakarta – Di tengah perjalanan panjang Muhammadiyah yang telah berdiri lebih dari satu abad, makna istikamah yang menjadi pegangan hidup bagi para warga persyarikatan ini terus mendapatkan penekanan. Namun, berbeda dengan pemahaman umum yang menganggap istikamah sebagai kondisi statis untuk bertahan, Muhammadiyah memaknai istikamah sebagai usaha untuk bertahan sekaligus berkembang dan meningkat.
Hal ini disampaikan oleh Bendahara Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Marpuji Ali, dalam sebuah acara sarasehan yang digelar di SMK Muhammadiyah PK Kottabarat, Solo, baru-baru ini. Menurut Marpuji, istikamah yang dimaksudkan oleh Muhammadiyah bukan sekadar bertahan dalam keadaan yang tidak berubah, tetapi terus berupaya untuk meningkatkan kualitas dan kapabilitas, baik secara individu maupun institusi.
“Intinya, makna istikamah bukan sekadar bertahan, melainkan bertahan dan ada peningkatan,” ujar Marpuji, memberikan penegasan. Dalam kesempatan tersebut, ia juga menekankan pentingnya pemaknaan istikamah yang dinamis ini diterapkan di seluruh lini, khususnya di dunia pendidikan Muhammadiyah yang menjadi garda terdepan dalam mencetak generasi unggul.
Marpuji pun mengungkapkan tantangan dalam membangun institusi pendidikan Muhammadiyah yang unggul. Menurutnya, meskipun bukan perkara mudah, hal itu bukanlah sesuatu yang mustahil untuk dicapai. Sebagai bukti, pendidikan Muhammadiyah telah ada sejak lama dan terus berkembang, melahirkan lembaga pendidikan yang tidak hanya mendidik secara akademis, tetapi juga membentuk karakter unggul.
Dalam sarasehan tersebut, Marpuji juga merujuk pada salah satu ayat Al-Qur’an, yaitu Surah Al-Fusilat ayat 30, yang menegaskan bahwa perjuangan di jalan Allah memerlukan keteguhan hati yang luar biasa. Ujian dan cobaan hidup akan datang silih berganti, menguji keimanan setiap umat Muslim. Namun, di balik semua ujian tersebut, ada janji Allah yang lebih besar, yaitu balasan berupa surga bagi mereka yang teguh dalam perjuangan.
Baca juga, Hukum Politik Uang Menurut Muhammadiyah
“Pendidikan di Muhammadiyah itu ibarat perjuangan di jalan Allah. Tentu ada tantangan, ada cobaan, tapi ingat, Allah menjanjikan balasan yang lebih indah bagi mereka yang sabar dan ikhlas dalam menjalani tugas ini,” lanjut Marpuji.
Namun, selain keteguhan dan semangat dalam pendidikan, Marpuji juga menekankan pentingnya peran jemaah dalam mengelola institusi pendidikan Muhammadiyah. Jemaah, menurutnya, merupakan kekuatan inti dari gerakan Muhammadiyah. Tanpa dukungan dan kekompakan jemaah, gerakan Muhammadiyah dalam mengelola pendidikan akan lebih sulit berkembang.
“Muhammadiyah itu gerakan jemaah. Tanpa kekuatan jemaah, kita akan sulit untuk mencapai tujuan besar dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan,” ungkapnya.
Seruan untuk memperkuat jemaah ini tentu bukan tanpa alasan. Dalam pandangannya, kekuatan bersama di dalam sebuah organisasi adalah kunci untuk menciptakan perubahan yang signifikan. Di tengah dinamika zaman, pengelolaan institusi pendidikan Muhammadiyah harus semakin diperkuat oleh kerja sama yang solid di antara para anggotanya.
Bagi Marpuji, istikamah dalam gerakan Muhammadiyah bukan hanya sebuah konsep yang harus dipahami, tetapi juga harus diwujudkan dalam setiap langkah dan tindakan. “Mari kita terus bergerak bersama, membangun pendidikan yang lebih baik, yang bukan hanya bertahan, tetapi berkembang dan memberi manfaat besar bagi umat,” pungkasnya.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha