PWMJATENG.COM, Surakarta – Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika (FKI) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar workshop bertajuk Suara Tangan. Acara ini menggabungkan pembelajaran bahasa isyarat dengan kegiatan merangkai bunga. Kegiatan berlangsung di Gedung J Seminar 1 FKI UMS, Sabtu (14/12), sebagai bagian dari kampanye edukasi bahasa isyarat bagi masyarakat luas.
Ketua Tim Suara Tangan, Akrimy Naila Salwa, menyatakan bahwa acara ini bertujuan meningkatkan empati dan kepedulian terhadap teman Tuli serta mengasah kreativitas peserta. “Workshop ini dikemas dalam dua sesi menarik, yakni belajar bahasa isyarat dan merangkai bunga. Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan wawasan dasar tentang keberagaman, komunikasi, dan kreativitas,” ujarnya, Selasa (17/12).
Pada sesi pertama, peserta mendapat pelatihan bahasa isyarat yang disampaikan oleh M. Effendy Dela dari Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin) Solo. “Sangat bersyukur bisa hadir di sini. Audiensnya luar biasa antusias, banyak bertanya tentang bahasa isyarat dan dunia Tuli,” kata Dela.
Pelatihan ini tidak hanya mencakup teori, tetapi juga praktik langsung bersama Deaf Volunteer Organization (DVO) Solo. Peserta diajarkan bahasa isyarat dasar, mulai dari abjad hingga sapaan sederhana. Mereka kemudian berpartisipasi dalam Forum Group Discussion (FGD), di mana mereka mempraktikkan bahasa isyarat dalam kelompok kecil yang dipandu oleh DVO Solo.
Baca juga, Resonansi Kebaikan untuk Masyarakat yang Berkeadaban
“Pengalaman ini sangat berkesan. Kolaborasi dengan Suara Tangan berjalan lancar dan tertib. Ke depan, saya berharap program belajar bahasa isyarat ini dapat diadakan secara berkala,” tambah Dela dengan semangat.
Sesi kedua, yang dipandu oleh Anggun dari Kyra Florist, menghadirkan kegiatan merangkai bunga. Peserta diajak mengeksplorasi kreativitas melalui kombinasi warna dan bentuk bunga. Selain menambah wawasan baru, kegiatan ini juga menjadi momen relaksasi bagi peserta.
Melshanda Vristiyan, salah satu peserta, mengaku senang mengikuti workshop ini. “Ini pengalaman yang sangat berkesan. Kami bisa berkomunikasi langsung dengan teman Tuli dan belajar bahasa isyarat. Ditambah dengan kegiatan merangkai bunga, ilmunya lengkap. Semoga ke depan bisa lebih mendalami bahasa isyarat lagi,” ungkapnya.
Antusiasme peserta terlihat sejak awal hingga akhir acara. Dokumentasi bersama menutup kegiatan workshop ini dengan suasana penuh keakraban. Menurut Akrimy, Suara Tangan tidak hanya sekadar program belajar bahasa isyarat, tetapi juga wujud kampanye empati dan kesadaran akan keberagaman.
“Kami berharap melalui workshop ini, peserta dapat lebih memahami cara berkomunikasi dengan teman Tuli, serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi sarana mengasah kreativitas dan menjalin relasi antarpeserta,” tutup Akrimy.
Kontributor : Fika
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha