Kejujuran: Cahaya di Tengah Kegelapan Kehidupan
Kejujuran: Cahaya di Tengah Kegelapan Kehidupan
Oleh : Rumini Zulfikar (Gus Zul) (Penasehat PRM Troketon, Anggota Bidang Syiar MPM PDM Klaten, Anggota Majelis MPI & HAM PCM Pedan)
PWMJATENG.COM – “Ketika manusia berada dalam kekalutan akibat suatu peristiwa, Tuhan memberikan cahaya bagi mereka yang bertauhid.”
Dalam kehidupan, sering kali manusia dihadapkan pada situasi yang memunculkan rasa sesal dan duka. Salah satu contohnya adalah kejadian dalam keluarga, ketika seseorang melakukan kesalahan akibat keteledoran atau kurangnya perhatian. Dalam cerita ini, seorang suami yang tengah berduka mendapat dukungan dari sang istri. Ia meminta suaminya untuk tetap jujur, apa pun yang terjadi.
Cerita ini mengajarkan pentingnya kejujuran, tidak hanya kepada diri sendiri, tetapi juga kepada Allah, keluarga, dan orang-orang di sekitar kita. Kejujuran menjadi cahaya yang menerangi kegelapan hati, bahkan dalam situasi terburuk sekalipun.
Pelajaran dari Kejujuran dalam Kehidupan
Hidup adalah perjalanan yang penuh ujian, baik dalam aspek jodoh, ekonomi, maupun moral. Manusia sering kali tergelincir ke dalam tindakan yang dilarang oleh agama, seperti perjudian, zina, dan maksiat lainnya. Situasi ini dapat terjadi baik pada mereka yang masih lajang maupun yang sudah berkeluarga.
Jika kita menganalisis penyebab utama dari berbagai tindakan menyimpang tersebut, ada dua faktor utama yang memengaruhinya: faktor internal dan faktor eksternal.
- Faktor Internal
Faktor internal berkaitan dengan kondisi iman seseorang. Ketika iman seseorang melemah, hubungan spiritual dengan Tuhan juga terganggu. Ketiadaan koneksi dengan Allah membuat seseorang mudah terjerumus ke dalam kemaksiatan dan tindakan buruk lainnya. - Faktor Eksternal
Faktor eksternal meliputi pengaruh lingkungan dan kemajuan teknologi. Di era digital ini, kemajuan teknologi seperti ponsel pintar (android) memberikan dampak positif, tetapi juga membuka peluang bagi tindakan negatif seperti judi online dan maksiat virtual. Banyak orang akhirnya tidak mampu mengendalikan diri, tetapi justru dikendalikan oleh teknologi yang seharusnya menjadi alat bantu, bukan alat pengendali.
Memperbaiki Diri dan Kembali kepada Allah
Manusia yang terjebak dalam kegelapan tidak seharusnya menyerah. Sebaliknya, mereka harus segera memperbaiki diri. Jika terus-menerus terlarut dalam dosa, seseorang akan semakin jauh dari rahmat Allah. Padahal, Allah selalu membuka pintu ampunan bagi hamba-Nya yang bertaubat.
Sebagaimana dalam Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 139:
“Janganlah kamu merasa lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, padahal kamu orang-orang yang paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang-orang mukmin.”
Baca juga, Baldatun Thayyibatun dan Kemakmuran Bangsa: Membangun Negeri yang Diridai Allah
Ayat ini memberikan pesan bahwa Allah selalu memberi harapan dan cahaya bagi umat-Nya, terutama di saat mereka diliputi ujian, cobaan, atau musibah. Ujian ini bertujuan untuk meningkatkan derajat seseorang di dunia dan akhirat. Rasa sakit, kelelahan, atau kesedihan yang dialami merupakan cara Allah untuk mengurangi dosa-dosa hamba-Nya.
Kiat Mengatasi Kesedihan
Ketika terjebak dalam kelalaian atau dosa, umat manusia harus segera kembali kepada Allah. Taubat adalah jalan terbaik untuk mendapatkan kekuatan dan petunjuk dari-Nya. Setelah bertaubat, buanglah jauh-jauh kesedihan yang berlarut-larut. Hadapi masa depan dengan semangat, ketabahan, dan harapan yang tulus kepada Allah.
Seperti yang diajarkan dalam Islam, seorang mukmin harus tetap menghadirkan Allah dalam hati mereka, baik dalam suka maupun duka. Dengan menyadari bahwa Allah senantiasa melindungi umat-Nya, seorang mukmin akan memiliki kekuatan untuk melangkah lebih baik.
Penutup: Cahaya Kejujuran dalam Hidup
Semoga kita semua menjadi insan yang senantiasa dilindungi oleh Allah dari segala bentuk kejahatan, baik yang tampak maupun yang tidak tampak. Di tengah dunia yang serba modern dan penuh godaan digital, jangan pernah lengah untuk terus menjaga hubungan dengan Allah. Kejujuran kepada diri sendiri, keluarga, dan Tuhan adalah kunci utama untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.
Dengan kejujuran, cahaya akan menerangi jalan kita, bahkan di tengah kegelapan yang paling pekat. Jangan pernah menyerah, karena Allah selalu bersama hamba-Nya yang berharap dan berusaha untuk menjadi lebih baik.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha