Pesan Pendidikan Melampaui Zaman KH Ahmad Dahlan
Pesan Pendidikan Melampaui Zaman KH Ahmad Dahlan
Oleh : Rudi Pramono, S.E. (Ketua MPI PDM Wonosobo)
PWMJATENG.COM – Guru era kolonial mengajar murid era tradisional, guru era tradisional mengajar murid era milenial, guru era milineal mengajar murid super milenial, dst
Fragmen di atas adalah kenyataan yang dialami di dunia pendidikan dari masa ke masa, yang menuntun dan menuntut penyesuaian dengan sistem pembelajaran sesuai zamannya baik terkait dengan sarpras, karakter anak didik, dan tujuan pendidikan yang kemudian semuanya tersistematisasikan dalam kurikulum. Sepanjang sejarah pendidikan Indonesia kurikulum terus berubah dan berganti tercatat sampai 11 kali dalam upaya menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman.
Namun keberhasilan pendidikan juga akhirnya ditentukan oleh guru sejauh mana etis dan etos kerja serta kemampuan memahami dan melaksanakan kurikulum yang terus diperbarui tersebut. Sebuah sistem tidak akan berjalan bila guru kurang mumpuni. Sebagaimana fragmen di atas guru era kolonial tidak bisa mengajar dengan gaya pendidikan yang diperolehnya, ia harus bisa mengajar murid yang hidup di generasi berikutnya, bukan di zamannya.
Khalifah Umar bin Khattab pernah berpesan kurang lebih : “Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan jamannya, bukan jamanmu, sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian.”
Baca juga, Dodok Sartono: Jika Tidak Ada Inovasi dan Kreativitas, Muhammadiyah Akan Menghadapi ‘Banjir Bandang’
Dengan demikian relevan, filosofis dan melampaui jamannya ketika KH Ahmad Dahlan berpesan : “Jadilah guru sekaligus murid”, dengan menjadi guru dia bertugas mengajarkan ilmunya, dengan menjadi murid, dia harus membuka diri belajar kepada siapapun dan dimanapun untuk menambah ilmu. Kata-kata bijak menyebutkan belajar bisa dengan siapapun, kepada yang lebih muda sekalipun.
Guru Berkemajuan akan selalu mengupdate dan mengupgrade dirinya. Dalam proses KBM relasi transformasi antara guru dan murid berlangsung demokratis, tidak sepihak dan tidak satu arah, karena anak didik generasi Z dan Alfa di era medsos juga menyerap sumber-sumber ilmu dari manapun. Jadilah guru inspiratif, inovatif dan berkarakter yang diikuti dan dicintai anak didiknya.
Namun tuntutan yang besar tentunya harus diimbangi dengan kesejahteraan yang memadai, tanggung jawab kita bersama guru-guru Muhammadiyah harus sejahtera dan kita punya potensi value dan turats bil amwal bil anfus dan tradisi aktifisme tidak hanya spiritualisme yang harus terus menerus digelorakan dari waktu waktu.
Selamat Hari Guru Nasional 2024. Guru Hebat, Indonesia Kuat dan Kesejahteraan juga Sehat 🙏
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha