Menghadapi Era Digital: Tantangan dan Kebijaksanaan dalam Peradaban Modern
Menghadapi Era Digital: Tantangan dan Kebijaksanaan dalam Peradaban Modern
Oleh : Rumini Zulfikar (Gus Zul) (Penasehat PRM Troketon, Anggota Bidang Syiar MPM PDM Klaten, Anggota Majelis MPI & HAM PCM Pedan)
PWMJATENG.COM – Perjalanan hidup umat manusia selalu mengalami perubahan, mulai dari peradaban kuno hingga peradaban modern yang kita jalani saat ini. Setiap peradaban memiliki nilai-nilai yang menentukan arah kehidupan dan kelangsungan eksistensi manusia. Sebagai makhluk yang diberi akal dan budi oleh Tuhan, manusia memiliki potensi untuk menciptakan dan mengembangkan peradaban. Dalam hal ini, penting bagi kita untuk menjaga keseimbangan dan selektif dalam memanfaatkan potensi yang ada.
Di peradaban kuno, manusia telah menghasilkan berbagai warisan berharga, baik berupa artefak maupun pengetahuan lainnya. Kini, kita memasuki peradaban digital yang membawa perubahan besar dalam cara hidup manusia. Era digital mempengaruhi hampir setiap aspek kehidupan, mulai dari cara berkomunikasi, bekerja, hingga cara bersosialisasi. Teknologi yang berkembang pesat, seperti internet dan perangkat digital, telah mengubah tatanan kehidupan yang lebih terhubung dan efisien, namun juga membawa tantangan baru.
Salah satu dampak signifikan dari era digital adalah munculnya ketergantungan pada perangkat kecil seperti ponsel pintar, yang kini menjadi sandaran utama dalam kehidupan sehari-hari. Namun, meski memudahkan, penggunaan teknologi digital yang tidak bijaksana dapat menyebabkan dampak negatif. Terutama bagi generasi yang lebih tua, kecanggihan teknologi ini bisa memunculkan kesulitan dalam beradaptasi, menjadikan otak kurang fleksibel dalam berpikir dan bertindak. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk tetap menjaga keseimbangan dalam menghadapinya.
Baca juga, Ahlusunnah Wal Jamaah dalam Pemahaman Muhammadiyah
Era digital juga menuntut kita untuk bijak dalam bersosialisasi. Media sosial, yang kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita, sering kali dianggap sebagai “penolong” dalam berkomunikasi. Namun, jika tidak digunakan dengan bijak, media sosial dapat memperburuk pola kehidupan kita. Untuk itu, dalam menghadapi tantangan ini, kita harus tetap mengedepankan nilai-nilai luhur dalam berinteraksi di dunia maya. Agama Islam mengajarkan beberapa prinsip penting yang dapat dijadikan pedoman dalam bersosialisasi di era digital, seperti:
- Bermedia sosial dengan menjaga kesucian – Hindari konten negatif yang dapat merusak moral dan etika.
- Menyebarkan kebaikan – Gunakan media sosial untuk hal-hal yang bermanfaat dan positif.
- Menghindari fitnah – Sebarkan informasi yang benar dan hindari gosip atau kebohongan.
- Berbicara dengan santun dan hikmah – Selalu berbicara dengan sopan dan bijaksana.
- Menjaga privasi dan aurat – Hormati privasi orang lain dan hindari membagikan hal-hal yang tidak seharusnya.
- Menebarkan kebenaran dan menjaga kebaikan – Selalu mencari kebenaran dan menebarkannya kepada orang lain.
- Menjaga kebersihan dari fitnah dan ghibah – Jauhi pembicaraan yang merugikan orang lain.
- Mencari informasi yang bermanfaat – Pilih informasi yang memberikan manfaat positif.
- Menghindari su’udzon (buruk sangka) – Hindari prasangka buruk terhadap orang lain.
- Meneliti fakta dan melakukan kroscek pentingnya tabayun – Selalu verifikasi informasi yang diterima sebelum dibagikan.
- Menghindari konten yang mendorong perilaku maksiat – Jangan terlibat dalam penyebaran konten negatif yang dapat merusak moral.
- Menjaga bahasa atau kalimat dalam ber-Medsos dengan santun – Gunakan bahasa yang sopan dan tidak menyinggung perasaan orang lain.
Kesimpulannya, dalam menghadapi peradaban digital, kita harus tetap bijak dan mengendalikan teknologi, bukan sebaliknya. Jangan sampai teknologi yang seharusnya mempermudah kehidupan justru mengendalikan kita. Terutama bagi anak-anak, kita sebagai orang tua harus lebih hati-hati dalam mengarahkan penggunaan teknologi agar mereka tetap berada pada jalur yang positif. Era digital memang menawarkan banyak kemudahan, namun hanya dengan kebijaksanaan kita dapat memanfaatkannya secara optimal untuk kesejahteraan hidup bersama.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha