PWMJATENG.COM, Surakarta – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) meluncurkan program pengabdian masyarakat yang inovatif, bertajuk “P2TTG SMART-Preneur Melalui Teknologi Digital Ramah Lingkungan pada UMKM Batik Desa Jarum Klaten.” Program ini melibatkan tim dosen UMS, yaitu Aflit Nuryulia Praswati, Anisa Ur Rahmah, dan Hardika Dwi Hermawan, yang bekerja sama dengan organisasi mahasiswa Lepma Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UMS serta Pemerintah Desa Jarum, Klaten. Program ini bertujuan untuk mendigitalisasi UMKM batik dan meningkatkan daya saing produk lokal di pasar global.
Menurut Aflit Nuryulia Praswati, “Kegiatan ini merupakan bentuk nyata dari kontribusi UMS dalam mendukung pengembangan kewirausahaan berbasis teknologi digital yang berkelanjutan.” Program ini didanai oleh Lembaga Pengabdian Masyarakat dan Pengembangan Persyarikatan (LPMPP) UMS Batch III, dengan nomor surat 162.29/A.3/LPMPP/VIII/2024.
Baca juga, Milad ke-112 dan Inklusifisme Kepribadian Muhammadiyah
Konsep utama dari program ini adalah pendekatan SMART, yang terdiri dari lima elemen penting:
- S – Strategis: Memberikan wawasan kepada pelaku UMKM untuk merancang strategi digital yang efektif dan dapat beradaptasi dengan dinamika pasar yang cepat berubah.
- M – Modern: Menggunakan teknologi terkini seperti Canva, Kinemaster, Instagram, dan berbagai platform e-commerce untuk meningkatkan daya saing dan memudahkan pemasaran produk batik.
- A – Aman: Mengutamakan keamanan dan kesejahteraan pekerja, dengan mengikuti standar yang berlaku dalam industri batik serta menjaga kualitas produk.
- R – Ramah Lingkungan: Mengintegrasikan praktik bisnis yang ramah lingkungan, seperti pengelolaan limbah batik yang berkelanjutan, untuk menciptakan dampak positif bagi lingkungan.
- T – Tradisional: Menciptakan program Batik Fun Shortcourse yang tidak hanya mengajarkan keterampilan batik tetapi juga melestarikan nilai budaya batik sebagai warisan budaya Indonesia.
“Pendidikan kewirausahaan berbasis teknologi digital ini tidak hanya memberi keterampilan inovatif, tetapi juga meningkatkan kesadaran akan pentingnya keberlanjutan lingkungan serta pelestarian budaya lokal,” ungkap salah satu anggota tim pengabdian.
Program ini diharapkan dapat menjadi model pemberdayaan UMKM yang tidak hanya mengadopsi teknologi modern, tetapi juga berfokus pada pelestarian budaya dan lingkungan. “Kami berharap program ini bisa menjadi solusi untuk UMKM yang ingin berkembang di era digital, sekaligus menjaga nilai-nilai tradisional yang ada,” tambah Aflit.
Kontributor : Fika
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha