Kolom

Muhammadiyah: Membangun Ekonomi dengan Fokus Hulu dan Pendidikan Kesehatan sebagai Pilar Utama

Oleh: H. Dodok Sartono, S.E., M.M. (Sekretaris PWM Jawa Tengah)

PWMJATENG.COM – Muhammadiyah, sebagai salah satu organisasi keagamaan terbesar di Indonesia, memiliki sejarah panjang dalam membangun sektor pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Namun, dalam konteks bisnis, Muhammadiyah telah menetapkan prinsip penting untuk tidak terjun langsung ke sektor hilir atau ritel yang sering kali sudah menjadi wilayah usaha anggota jamaahnya. Prinsip ini mencerminkan semangat kolaborasi dan dukungan terhadap komunitas yang lebih luas tanpa harus bersaing langsung dengan jamaahnya.

Menghindari Kompetisi dengan Jamaah di Sektor Ritel

Keputusan Muhammadiyah untuk tidak masuk ke bisnis ritel atau usaha kecil menengah di hilir seperti toko, rumah makan, atau supermarket adalah bentuk kebijakan strategis yang bijak. Muhammadiyah ingin memberikan ruang kepada jamaahnya untuk berkembang melalui usaha kecil mereka, tanpa merasa bersaing dengan organisasi yang mereka dukung. Contohnya, banyak warga Muhammadiyah yang memiliki usaha ritel seperti Suryamart, Tokomu, atau Logmart, Atau usaha ritel lainnya.

Dengan demikian, mestinya Muhammadiyah lebih memilih fokus di sektor hulu atau industri yang jarang terjangkau oleh warganya, seperti sektor pertambangan, manufaktur, atau industri lainnya. Melalui pendekatan ini, Muhammadiyah dapat menciptakan peluang besar yang berdampak luas tanpa merusak ekosistem ekonomi yang sudah dibangun oleh jamaahnya. Strategi ini juga menghindari kompetisi yang tidak sehat antara Muhammadiyah sebagai institusi besar dan usaha kecil yang dijalankan oleh warganya.

Pendidikan dan Kesehatan: Pilar Utama Muhammadiyah

Selain fokus pada sektor hulu, Muhammadiyah tetap menjadikan pendidikan dan kesehatan sebagai dua pilar utama dalam menjalankan misinya. Kedua bidang ini telah menjadi kekuatan utama Muhammadiyah sejak awal berdirinya. Dalam pendidikan, Muhammadiyah telah mendirikan ribuan sekolah dan perguruan tinggi di seluruh Indonesia, dengan visi mencetak generasi unggul yang tidak hanya berilmu, tetapi juga berakhlak. Demikian pula, di sektor kesehatan, Muhammadiyah mengelola banyak rumah sakit yang melayani masyarakat dengan standar pelayanan yang tinggi.

Namun, di era persaingan global saat ini, Muhammadiyah harus mampu berinovasi dan beradaptasi agar tetap menjadi yang terdepan di dua bidang tersebut. Salah satu usulan strategis adalah membangun institusi pendidikan dan rumah sakit yang menyasar kalangan atas. Institusi ini bisa beroperasi dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT) atau Badan Usaha Milik Muhammadiyah (BUMM) dan menawarkan layanan premium dengan standar internasional. Dengan pendekatan ini, Muhammadiyah tidak hanya menjaga identitasnya di bidang pendidikan dan kesehatan, tetapi juga memperkuat sektor bisnis dengan pendapatan yang signifikan.

Baca juga, Perdamian dalam Perspektif Islam

Menurut sebuah laporan dari McKinsey & Company (2020), industri pendidikan dan kesehatan merupakan sektor dengan pertumbuhan tercepat di dunia, terutama dalam segmen premium yang menawarkan layanan kelas atas. Oleh karena itu, investasi Muhammadiyah di dua bidang ini sangat relevan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat modern.

Pendampingan untuk Jamaah melalui UKM dan LPUMKM

Di samping fokus di sektor industri dan pendidikan-kesehatan, Muhammadiyah juga memiliki tugas penting dalam mendampingi jamaahnya untuk mengembangkan usaha kecil menengah (UKM). Melalui Lembaga Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (LPUMKM), Muhammadiyah memberikan pelatihan, pendampingan, dan akses kepada sumber daya yang dapat membantu jamaahnya membangun bisnis yang berkelanjutan dan kompetitif. Hal ini juga sejalan dengan prinsip gotong royong dan pemberdayaan yang menjadi ciri khas organisasi ini.

Pendampingan ini bukan hanya tentang pengembangan usaha, tetapi juga bagaimana Muhammadiyah dapat menciptakan ekosistem bisnis yang kuat bagi warganya. Melalui LPUMKM, Muhammadiyah mendorong jamaah untuk mengakses pasar yang lebih luas, meningkatkan kualitas produk, dan memperkuat daya saing mereka di pasar lokal maupun global.

MEBP: Sayap Bisnis Muhammadiyah yang Berkelas Industrialisasi

Muhammadiyah tidak hanya bergerak di sektor kecil, tetapi juga memiliki Majelis Ekonomi dan Bisnis Pengembangan (MEBP), sebuah badan yang fokus pada pengembangan ekonomi Muhammadiyah di tingkat yang lebih besar. MEBP bertugas mengarahkan dan mengelola bisnis Muhammadiyah yang berbasis industrialisasi, sebuah langkah strategis yang dapat memperkuat ekonomi organisasi di skala nasional. Fokus MEBP pada industrialisasi sejalan dengan visi Muhammadiyah untuk tidak hanya terlibat dalam bisnis konvensional, tetapi juga menjadi aktor utama dalam perekonomian nasional melalui sektor industri besar.

Dengan berfokus pada bisnis berskala besar, Muhammadiyah melalui MEBP dapat memperkuat posisi ekonomi umat dengan menciptakan lapangan kerja, meningkatkan daya saing produk, serta memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan ekonomi nasional.

Jadi bisa disimpulkan bahwa Muhammadiyah, dengan pendekatan bisnis yang strategis, mampu menjaga keseimbangan antara kontribusi besar di sektor hulu tanpa harus bersaing dengan usaha kecil jamaahnya. Fokusnya pada pendidikan dan kesehatan tetap menjadi pilar utama yang sejalan dengan DNA Muhammadiyah, sementara upaya untuk berpartisipasi dalam sektor industri dan pendampingan UKM memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan jamaahnya. Dengan memanfaatkan strategi ini, Muhammadiyah dapat terus berkontribusi bagi masyarakat Indonesia, tidak hanya dalam aspek keagamaan, tetapi juga dalam sektor ekonomi yang berkelanjutan.

Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE