PWMJATENG.COM, Surakarta – Ardan Syaifudin, guru olahraga di SMP Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kottabarat Solo, berhasil membawa pulang medali perunggu dalam cabang olahraga pencak silat kategori seni beregu putra pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI di Aceh-Sumut. Prestasi ini diraih Ardan bersama dua rekannya, Muhammad Abdul Rozzak dan Wahyu Nian Firmansyah, yang mewakili kontingen Jawa Tengah.
Dalam pernyataannya, Ardan merasa bangga dan bersyukur atas pencapaiannya di ajang nasional tersebut. “PON kali ini luar biasa, karena kami harus bertanding melawan atlet-atlet Pelatnas dan ASEAN Games. Tantangan terbesar adalah mental, yang sangat berpengaruh dalam menentukan hasil pertandingan,” jelasnya. Ardan mengaku bahwa dukungan dari orang tua dan guru-guru di SMP Muhammadiyah PK sangat membantu memompa semangatnya.
“Mental pasti diuji, ada saat di mana kita merasa down. Namun, saya selalu percaya bisa juara, karena didukung oleh keluarga, teman-teman guru, dan lingkungan yang selalu memberi semangat. Saya ingin memberikan yang terbaik, bukan hanya untuk Jawa Tengah, tapi juga untuk keluarga, rekan kerja, dan diri saya sendiri,” ungkap Ardan.
Penampilan Ardan dan tim pencak silat Jawa Tengah dinilai oleh sepuluh dewan juri dalam kategori seni beregu di GOR Veteran Disporasu, Medan. Mereka menampilkan gerakan pencak silat yang terstruktur, sesuai dengan standar Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Aspek penilaian meliputi ketepatan gerak, keluwesan, kekuatan, serta ketepatan waktu tampil yang maksimal selama tiga menit.
Baca juga, IMM Jateng Mencari Pemimpin yang Bersih, Berintegritas, dan Berorientasi pada Perkaderan, Mampukah?
Pada babak penyisihan, tim Jawa Tengah berhasil mengalahkan tim dari Bangka Belitung dengan selisih 20 poin, yang membawa mereka ke semifinal melawan tim dari Bali. Sayangnya, impian untuk melaju ke babak final terhenti setelah kalah dari Bali. Namun, tim Jawa Tengah tetap berjuang hingga akhirnya berhasil meraih perunggu.
Meskipun gagal meraih emas, Ardan tetap merasa bersyukur atas hasil yang diperoleh. “Bisa juara di PON adalah impian saya. Saya selalu mengikuti setiap PON dan berusaha memberikan yang terbaik. Persiapan panjang dari Pra PORPROV, PORPROV, Pra PON, hingga PON sangat berat, tapi semua terbayar dengan medali ini,” katanya dengan bangga.
Ardan juga menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukungnya. “Dukungan dari keluarga, teman-teman guru, dan orang tua sangat berarti. Sebelum bertanding, saya selalu memohon doa restu dari kedua orang tua. Saya percaya, jika Allah memberikan jalan, segala sesuatu pasti bisa dilalui,” tuturnya.
Kontributor : Aryanto
Editor : M Taufiq Ulinuha