PWMJATENG.COM, Semarang – Sekretaris Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Jawa Tengah, Roy Alviantoro, menyatakan dukungannya terhadap keputusan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menerima izin usaha tambang dari pemerintah. Pernyataan ini disampaikan sebagai respons atas keputusan yang telah melalui proses kajian mendalam dan konsolidasi nasional yang melibatkan berbagai pihak.
Roy Alviantoro mengungkapkan bahwa keputusan PP Muhammadiyah menerima izin usaha tambang bukanlah keputusan sepihak. “Setelah membaca risalah konsolidasi nasional dan penjelasan Ketua Umum Haedar Nashir, saya mendukung keputusan PP Muhammadiyah tersebut,” ujarnya. Konsolidasi nasional ini dihadiri oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) se-Indonesia, organisasi otonom (Ortom), dan majelis lembaga tingkat pusat. Dalam forum tersebut, dihadirkan pula pakar lingkungan dan pertambangan yang memberikan dasar ilmiah bagi Muhammadiyah untuk menerima keputusan ini.
Muhammadiyah, menurut Roy, telah memiliki program studi S1 maupun D3 pertambangan di beberapa perguruan tinggi miliknya serta SMK dengan jurusan Teknik Alat Berat. “Dengan adanya program studi dan jurusan terkait, kemampuan Muhammadiyah dalam pengelolaan tambang tidak perlu diragukan lagi,” tegasnya. Hal ini menunjukkan kesiapan Muhammadiyah dari segi sumber daya manusia dan pengetahuan teknis untuk mengelola tambang secara profesional.
Baca juga, Dari Wujudul Hilal ke Kalender Hijriah Global Tunggal: Alasan dan Pertimbangan
Salah satu tujuan utama Muhammadiyah dalam menerima izin usaha tambang adalah untuk menjadi teladan dalam pengelolaan tambang yang ramah lingkungan. Roy menekankan bahwa Muhammadiyah ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa pengelolaan tambang dapat dilakukan tanpa merusak lingkungan. “Stigma masyarakat terkait dengan pertambangan erat kaitannya dengan kerusakan lingkungan, maka Muhammadiyah hadir untuk memberi contoh yang baik,” ujarnya.
Selain itu, Roy berharap bahwa hasil dari pengelolaan tambang ini dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan para guru dan pengabdi di Amal Usaha Muhammadiyah. “Masih banyak guru sekolah dan guru madrasah yang mengabdi di Amal Usaha Muhammadiyah yang masih jauh dari kata sejahtera. Kami berharap pengelolaan tambang ini salah satunya difokuskan untuk kesejahteraan mereka,” jelasnya. Ia juga berharap bahwa hasil tambang dapat digunakan seluas-luasnya untuk kemaslahatan umat.
Roy Alviantoro menutup pernyataannya dengan rasa optimisme dan keyakinan tinggi terhadap kemampuan Muhammadiyah dalam mengelola tambang. “Kami sangat percaya Muhammadiyah dapat mengelola dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab,” pungkasnya.
Editor : M Taufiq Ulinuha