Apabila Allah Berkehendak Mengguncang Bumi, Maka Manusia Tidak Bisa Menghindar: Bagian Keenam Belas
Oleh : Rumini Zulfikar (Gus Zul) (Penasehat PRM Troketon, Anggota Bidang Syiar MPM PDM Klaten, Anggota Majelis MPI & HAM PCM Pedan)
PWMJATENG.COM – “Jangan mengira bahwa yang di langit tidak bisa mengguncang makhluk yang ada di bumi.”
Secara logika, manusia mungkin berpikir bahwa jarak antara langit dan bumi sangat jauh, ribuan kilometer, sehingga mustahil terjadi gangguan dari langit ke bumi. Kebanyakan manusia merasa aman dan tidak menyadari bahwa dari jarak yang jauh itu, Allah dapat mengguncang bumi. Fenomena seperti gempa bumi, gunung meletus, banjir, dan puting beliung adalah bentuk kekuasaan-Nya.
Hal ini ditegaskan dalam Surah Al-Mulk ayat 16, yang berisi pertanyaan dari Allah kepada umat manusia:
مَّنْ فِى السَّمَاۤءِ اَنْ يَّخْسِفَ بِكُمُ الْاَرْضَ فَاِذَا هِيَ تَمُوْرُۙ
a amintum man fis-samā`i ay yakhsifa bikumul-arḍa fa iżā hiya tamụr
Artinya: “Sudah merasa amankah kamu bahwa Dia yang di langit tidak akan membuat kamu ditelan bumi ketika tiba-tiba ia terguncang?”
Baca juga, Segregasi Kepemimpinan: Tantangan dan Solusi
Hikmah yang Terkandung dalam Ayat 16
Ayat ini secara gamblang menjelaskan bahwa secara akal, logika manusia tidak bisa melawan apa yang menjadi kehendak-Nya. Ketika Tuhan sudah berkehendak “kun” maka terjadilah. Hal ini mengingatkan kita bahwa di balik segala sesuatu, ada kekuasaan-Nya yang tidak bisa ditembus oleh apapun.
Oleh karena itu, dengan mendekatkan diri kepada Allah, kita akan menjalin hubungan rohani yang lebih kuat. Ini menjadikan kita umat yang sadar dan tahu diri kepada Sang Pencipta, bukan sebaliknya, yaitu mengingkari dan mengabaikan seruan serta peringatan-Nya.
Editor : M Taufiq Ulinuha