Oleh : Rumini Zulfikar (Gus Zul) (Penasehat PRM Troketon, Anggota Bidang Syiar MPM PDM Klaten, Anggota Majelis MPI & HAM PCM Pedan)
PWMJATENG.COM – “Seperti dalam membangun rumah, gedung, kantor, masjid, dan sebagainya, peran tokoh yang memulainya sangat penting. Demikian pula dalam gerakan dakwah, sosial, politik, ekonomi, maupun budaya, peran sosok penggerak tidak bisa diabaikan.”
Gerakan dakwah di tingkat lokal, khususnya di Desa Troketon, tidak terlepas dari tokoh-tokoh yang berjibaku dengan segala kemampuannya, baik pikiran, tenaga, maupun harta benda, untuk menegakkan panji-panji Islam melalui Persyarikatan Muhammadiyah.
Muhammadiyah di Troketon berdiri pada medio tahun 1960-an. Berikut adalah enam tokoh peletak dasar gerakan Muhammadiyah di Troketon, Pedan, Klaten:
1. Abdul Basar, BA
Abdul Basar adalah seorang PNS di lingkungan Departemen Agama yang pernah menjabat sebagai Kepala KUA di beberapa tempat, termasuk Kemalang, Klaten, Karangdowo, dan Juwiring.
2. Sukirdi, BA
Sukirdi adalah seorang pendidik atau guru di SMEAN Pedan. Beliau dikenal sebagai sosok yang tegas dan sederhana. Salah satu hasil didikannya adalah anaknya yang menjadi seorang dokter dan menjabat sebagai Direktur RSKB IPHI Pedan.
Baca juga, Mengapa Paham Salafi Mudah Masuk di Muhammadiyah?
3. Suhardi
Suhardi adalah sosok pribadi yang dekat dengan umat, menjabat sebagai Kaur Umum (Modin) di Troketon. Ia mengurusi keumatan mulai dari pernikahan hingga pemakaman.
4. Hadi Winagun
Hadi Winagun adalah seorang petani dan mandor di Pabrik Gula Ceper. Beliau sangat ulet dan sederhana.
5. Ruhani (Rokani)
Ruhani adalah seorang pribadi yang militan, tegas, dan pantang menyerah dalam kondisi apapun karena beliau adalah seorang tentara di Angkatan 426.
6. Samijo
Samijo adalah seorang petani dan pegawai di Pabrik Gula Ceper, Klaten.
Itulah sekilas tentang biografi singkat enam tokoh pendiri Muhammadiyah di Troketon. Keberadaan dan perjuangan mereka telah meletakkan dasar-dasar yang kuat bagi perkembangan gerakan Muhammadiyah di daerah tersebut. Melalui dedikasi dan pengorbanan mereka, Muhammadiyah Troketon mampu berdiri kokoh dan terus berkembang hingga saat ini. Semoga kita dapat mengambil hikmah dan teladan dari perjuangan mereka dalam mengembangkan dakwah dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
Editor : M Taufiq Ulinuha