Menunggu Pemimpin yang Mampu Menyembuhkan Kondisi Bangsa
Oleh : Rumini Zulfikar (Gus Zul)*
PWMJATENG.COM – “Kekuasaan yang tidak memiliki keadilan adalah kekuasaan yang rapuh dan hancur.” – Soekarno
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat telah menyelesaikan rekapitulasi pemilihan umum pada Rabu, 20 Maret 2024, termasuk pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPD, dan anggota DPR di berbagai tingkatan. Hasil yang diumumkan KPU sebagai lembaga resmi penyelenggara pemilu menunjukkan siapa yang akan memimpin negara ini. Pasangan calon nomor satu memperoleh 40.971.906 suara atau 24,94 persen, pasangan nomor dua 96.214.691 suara atau 58,58 persen, sementara pasangan nomor tiga 27.040.878 suara atau 16,46 persen.
Meskipun hasilnya telah diumumkan secara resmi oleh KPU, pasangan calon masih dapat mengajukan gugatan hasil pemilihan jika merasa dirugikan. Kita masih menunggu putusan final dari Mahkamah Konstitusi untuk mengetahui siapa yang berhak menjadi pemenangnya.
Tentu, yang perlu diperhatikan adalah kejujuran dan tujuan dari calon pemimpin, serta langkah-langkah yang akan diambil dalam memimpin Indonesia yang memiliki lebih dari 200 juta penduduk ini. Karena hal tersebut akan menentukan masa depan bangsa.
Baca juga, Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT)
Dalam kondisi saat ini, Indonesia sedang mengalami berbagai masalah yang disebabkan oleh perilaku segelintir orang yang terjerumus pada syahwat dan nafsu pribadi. Sebagian lirik lagu “Ilir Ilir” yang sangat populer, hasil refleksi dari Sunan Kalijaga, menggambarkan bahwa bangsa ini sedang mengalami kerusakan di mana individu hanya memikirkan dirinya sendiri atau kelompoknya, hukum tidak dijadikan landasan, melainkan untuk melindungi kepentingan pihak yang kuat. Kesenjangan antara kalangan berkecukupan dan yang kurang beruntung sangatlah mencolok.
Kita membutuhkan pemimpin yang mampu merajut kembali perpecahan dan menyatukan kembali bangsa ini menuju masa depan yang penuh berkah. Ini dimulai dari sosok pemimpin yang memiliki visi keadilan, kemakmuran, dan kesejahteraan bagi rakyatnya. Pemimpin yang dapat menghadirkan keadilan sehingga kesenjangan sosial dapat diperkecil.
Sebagai umat Islam mayoritas, kita memiliki peran penting dalam membangun negeri ini. Falsafah “HIDUP” harus menjadi pedoman dalam memberikan solusi atas permasalahan, baik secara pribadi maupun secara kolektif. Interaksi yang membawa kedamaian, kreativitas dalam menyikapi perkembangan zaman, dan pertumbuhan jumlah yang substansial dalam dakwah merupakan modal penting dalam menyebarkan nilai-nilai agama dan menjaga keutuhan bangsa.
*Penasehat PRM Troketon, Anggota Bidang Syiar MPM PDM Klaten, Anggota Majelis MPI & HAM PCM Pedan.
Editor : M Taufiq Ulinuha